Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing mengakhiri tahun terburuknya sejak 40 tahun pada penjualan Desember 2020. Total pesawat yang telah dikirim dalam sebulan itu sebanyak 39 pesawat.
Dikutip dari CNN, Rabu (13/1/2021) pengiriman pesawat itu menjadi penting bagi produsen, mengingat keadaan perusahaan saat itu diselimuti utang. Di antara pesawat yang terjual selama sebulan itu, 27 pesawat adalah Boeing 737 yang sempat dikandangkan selama 2 tahun.
Angka pengiriman akhir tahun lalu yang relatif luar biasa itu membuat total pesawat yang telah dikirim Boeing menjadi 157 pesawat. Namun, angka itu masih tergolong paling rendah. Rekor penjualan setahun tertinggi yakni pada 2018 dengan 806 pengiriman. Pendapatan perusahaan saat itu juga tinggi, senilai US$ 100.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis memperkirakan pendapatan Boeing selama 2020 hanya US$ 58 miliar dan US$ 78 miliar pada 2021.
Namun, perusahaan terus mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19 selama 2020. Krisis itu memaksa maskapai memberhentikan perjalanan udaranya. Selama setahun Boeing berupaya untuk meringankan tekanan dengan memangkas produksi hingga PHK.
Akibat perjalanan udara yang berhenti, banyak maskapai memarkirkan pesawatnya. Dampaknya banyak maskapai membatalkan pesanan pesawat kepada Boeing.
Perusahaan mencatat ada 655 pesawat pesanan dibatalkan dan 184 pesawat di hapus dari daftar pesanan. Meski demikian, Boeing berhasil mengakhiri tahun 2020 dengan tumpukan pesanan sebanyak 4.223 pesawat.
Tidak hanya itu, 2020 sebenarnya juga menjadi tahun terbaik sebab Boeing mendapatkan izin dari Administrasi Penerbangan Federal AS untuk mengudarakan lagi pesawat 737 Max pada akhir November lalu.