Pengusaha sektor restoran dan pusat belanja atau mal menyebut pelaksanaan 'PSBB ketat' atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa Bali berpotensi menutup ribuan restoran dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Emil Arifin mengatakan ada sekitar 1.600 restoran yang berpotensi tutup jika pemerintah memperpanjang pelaksanaan PPKM Jawa Bali.
"Mudah-mudahan evaluasi pertama diberikan kelonggaran kepada mal dan restoran, karena dampaknya kalau gini kita layoff, karyawan lagi yang kena yang tidak masuk lagi," kata dia dalam conference pers secara virtual, Senin (18/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PHRI, dikatakan Emil, telah melakukan survei ke para pelaku usaha restoran di DKI Jakarta pada Oktober 2020. Dari survei tersebut, sudah ada 1.030 restoran yang menyatakan tutup dan sekitar 400 tutup sementara. Alasannya karena tidak dapat bertahan melawan pandemi COVID-19.
"Kalau ini diperpanjang mungkin yang tutup permanen bisa sampai 1.600," kata dia.
"Ketidakpastiannya itu yang membuat momok ke pengusaha, karena di dunia kalau tidak pasti itu mencari investor pun susah sehingga kalau ini dilanjutkan lagi saya kira yang permanen akan makin banyak akibatnya yang PHK akan lebih banyak," sambungnya.
Mengenai jumlah potensi PHK, Emil mengatakan jumlah tenaga kerja di restoran ada sekitar 300 ribu dan saat ini yang bekerja hanya sekitar 120 ribu orang. Hal ini merupakan dampak dari 'PSBB ketat' yang berlaku pada Maret 2020.
Potensi PHK pun akan terjadi di pusat belanja atau mal, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan pengurangan jumlah karyawan sudah berlangsung dan disesuaikan dengan kebijakan mengenai kapasitas pusat belanja yang ditetapkan pemerintah.
Saat ini, dikatakan Ellen, jumlah tenaga kerja di pengelolaan pusat belanja ada sekitar 280 ribu orang. Dia memperkirakan, jika 'PSBB ketat' Jawa Bali diperpanjang maka 50% tenaga kerja berpotensi dirumahkan.
"Tentu potensi lay off-nya tadi saya sudah sampaikan itu sudah sampai kurang lebih 50% pada saat traffic atau kapasitas hanya diizinkan 50%. Dengan ditutupnya menjadi jam 7 malam lagi, maka akan terjadi tambahan," ungkap Ellen.
(hek/dna)