Saham perusahaan rokok elektrik asal China, RLX Technology Inc naik 86% pada penawaran perdana di bursa saham Amerika Serikat (AS). Perusahaan yang berbasis di Beijing ini menawarkan 116,5 juta saham dalam IPO nya dan berhasil mengumpulkan US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun, meski mereka hanya menargetkan bisa menjual US$ 8-10 per saham.
Mengutip Reuters, Sabtu (23/1/2020), perusahaan ini berhasil mengantongi kapitalisasi pasar hampir US$ 35 miliar atau setara dengan Rp 490 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$.
Pada pembukaan, saham RLX dibuka pada US$ 22,34 jauh di atas harga penawaran yakni US$ 12 per lembar saham.
Perusahaan yang berbasis di Beijing ini menawarkan 116,5 juta saham dalam IPO nya dan berhasil mengumpulkan US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun padahal mereka hanya menargetkan bisa menjual US$ 8 - US$ 10 per saham.
Baca juga: Tok! Cartridge Rokok Elektrik Kena Cukai |
RLX masuk ke lantai bursa AS di saat yang tepat. Ketika mantan Presiden AS Donald Trump meneken Undang-undang penghapusan perusahaan China yang tak patuh standar audit AS.
Pada 2020 perusahaan China di bursa saham AS berhasil meraup US$ 13,5 miliar naik US$ 3,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Perusahaan ini didirikan oleh Kate Wang mantan head operation Uber Technologies Inc pada 2018 lalu. Saat itu perusahaan menjual produk vaping dengan merek RELX.
Per September 2020 RLX berhasil membukukan laba bersih hingga 108,6 juta yuan atau sekitar US$ 16,76 juta dari pendapatan bersih 2,2 miliar yuan atau US$ 339,45 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT