Di tengah booming sepeda, ternyata lahir peluang usaha yang sangat potensial yaitu fotografer gowes. Profesi ini kerjanya memotret para pecinta gowes. Hasil jepretnya nanti bisa dibeli dengan cara langsung menghubungi akun Instagram si juru foto ini.
Perlu diketahui, harga untuk satu buah foto ini dijual Rp 100 ribu. Harga ini sudah sesuai dengan kualitas foto-fotonya. Lantas apa yang bikin pecinta gowes rela meroggoh kocek demi sebuah foto?
"Tentu untuk aktualisasi diri ya," kata Bayu, salah satu fotografer yang sudah menekuni profesi sebagai Fotografer Gowes sejak 2017 silam.
Para pesepeda, lajut dia, umumnya ingin dirinya diabadikan selagi bersepeda dengan sepeda kesayangan. Apa lagi, saat ini wahana aktualisasi diri semakin luas tersedia dengan hadirnya media sosial.
"Apa lagi waktu bersepeda kan mereka biasanya pakai outfitnya yang bagus ya. Tentu pengin dong, fotonya tampil di IG, di medsos," sambung dia.
Terpisah, pemerhati marketing Yuswohady mengatakan harga jual sebuah foto sepeda yang terbilang tinggi tidak menjadi soal. Sebab, kebanyakan masyarakat cenderung memiliki sikap tampil atau narsis.
Yuswohady menjelaskan, rasa ingin tampil atau narsis inipun didukung dengan adanya aplikasi seperti Instagram. Menurut dia, aplikasi ini tidak hanya sekedar aplikasi, melainkan aplikasi yang rancang untuk menampilkan foto.
"Makanya intinya meski tetap di rumah tapi kita masih bisa tampil seperti dulu, itu kenapa foto dibikin sebagus mungkin, dan kemudian harga tidak menjadi masalah ketika mendapatkan hasil yang bagus," kata Yuswohady kepada detikcom, Minggu (24/1/2021).
Yuswohady menilai booming fotografer sepeda merupakan hal yang wajar. Sebab, pasar untuk menjual foto orang yang sedang bersepeda pun ada. Apalagi setiap masyarakat yang bisa menggowes di masa pandemi ini merasa keren karena outfit dan perlengkapannya pun berasal dari merek-merek top.
"Karena semua orang itu ingin tampil, narsis dan ini selama pandemi apa-apa yang berbau gowes itu keren," jelasnya.
Baca juga: Foto Gowes Lagi Subur, Gimana Jualannya? |
Dengan adanya rasa ingin tampil atau narsis, dikatakan Yuswohady, bisa mengunggah foto bagus saat bersepeda di masa pandemi merupakan hal yang sangat mahal.
"Dengan adanya Instagram, itu membentuk tidak hanya sebuah apps yang menampilkan foto orang, tapi itu membentuk perilaku orang itu narsis, apalagi sekarang orang di rumah, biasanya narsis itu menunjukkan di mal, di jalan, dengan tidak bisa keluar maka media Instagram itu menjadi sangat powerfull," katanya.
"Kita ini kelas menengah dan orang kayanya sudah banyak, jadi selalu pamer penampilan, pamer kekayaan, pamer gaya hidup itu menjadi penting. Apalagi ada medianya seperti Instagram, Facebook dan seterusnya, dan itu menjadi ajang untuk aktualisasi diri," tambahnya.
(hek/dna)