Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas didukung BKPM akan menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2021 pada 1-5 Februari 2021. Forum bertajuk Reform After the Storm ini akan diikuti 14.000 peserta dan diselenggarakan secara virtual.
"Per siang ini (25/1) kami mendapat data, sudah 14.000 dari yang register jadi ini memang the largest dalam sejarah kita, participant yang berminat untuk registrasi," kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam webinar Penyelenggaraan Mandiri Investment virtual 2021 via zoom, Senin (25/1/2021).
Andry menjelaskan Mandiri Investment Forum merupakan forum yang secara konsisten dilakukan institusi keuangan domestik. Bank Mandiri telah menyelenggarakan 10 kali, bahkan jika ditambah Papua Investment Forum, Maluku Investment Forum, dan Nusa Tenggara Investment Forum, ini merupakan tahun ke-13.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara konsisten Bank Mandiri berkomitmen untuk men-support pemerintah dalam menghadirkan investasi baik domestik maupun langsung di Indonesia, tujuannya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia agar lebih berkelanjutan," sambungnya.
Berbagai narasumber pun akan hadir memberikan wawasan agar para investor bisa menentukan strategi berinvestasi di Indonesia pada tahun 2021. Mulai dari menteri, profesor di kampus ternama dunia, hingga penulis buku ekonomi.
Para narasumber tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim; Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin; Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia; Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo; Executive Chairman of Neo-bank, Moven; penulis buku "Bank 4.0", Brett King; serta profesor ekonomi Universitas Harvard, Kenneth Rogoff.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan mengatakan forum ini sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor, pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan agar mampu menangkap peluang investasi yang bisa mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Digelar untuk ke-10 kalinya, kami berharap forum ini dapat menjadi platform bagi pemerintah untuk menyampaikan arah kebijakan yang telah digariskan dalam pemulihan ekonomi nasional kepada investor secara lengkap sehingga dapat membangkitkan kepercayaan diri untuk berusaha dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia," katanya.
Menurutnya perekonomian Indonesia pada tahun 2021 akan beranjak dari fase bertahan atau survival menjadi fase pemulihan dengan dukungan beberapa faktor. Seperti adanya program vaksinasi yang sudah mulai berjalan hingga implementasi UU Cipta Kerja.
"Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan investasi swasta sejalan dengan berbagai stimulus pemerintah untuk mendorong pulihnya permintaan," katanya.
Ia juga memaparkan di tahun 2021 ada beberapa sektor ekonomi potensial untuk menarik investasi swasta, di antaranya adalah sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi, serta industri manufaktur (otomotif dan elektronik).
(ega/ara)