Skema Ponzi yang belakangan disebut mirip aplikasi Vtube menjadi metode paling banyak digunakan dalam upaya penipuan lewat penawaran investasi bodong. Kasus dengan skema ini sudah banyak memakan korban.
Kasus investasi dengan skema ponzi ini telah memakan banyak korban sejak kemunculannya tahun 1900-an, namun tetap saja ada masyarakat yang kena bujuk rayunya karena tergiur dengan keuntungan yang dijanjikan.
Berdasarkan catatan detikcom, Minggu (31/1/2021), kasus penipuan terbesar dengan skema ponzi terjadi pada akhir 2008 yang dilakukan oleh Bernard Madoff. Jumlah penipuan yang dilakukan bikin geleng-geleng karena telah menelan korban dengan total kerugian mencapai US$ 50 miliar atau setara Rp 620 triliun (kurs saat itu Rp 12.400/US$).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu korbannya, Pendiri Acces International bernama Thierry Magon de la Villehuchet ditemukan tewas bersimbah darah di kantornya yang terletak di Madison Avenue, New York. Dia diduga melakukan bunuh diri setelah dananya US$ 1,4 miliar atau Rp 17,36 triliun lenyap gara-gara kena tipu skema ponzi.
Saat itu Villehuchet berusia 65 tahun, ditemukan tewas oleh petugas keamanan dengan luka sayatan di kedua pergelangan tangannya dan diduga meminum pil tidur sebelumnya. Tidak ada 'surat bunuh diri' yang ditulisnya, namun seorang petugas polisi yang mengutip rekan Villehuchet menyatakan bahwa pria tersebut bunuh diri.
"Dia tidak dapat menghadapi tekanan setelah skandal (Madoff) tersebut terkuak," ujar salah seorang rekan Villehuchet dikutip dari AFP.
Menurut sumber tersebut, Villehuchet merasa hancur dan khawatir bahwa para kliennya dari Acces akan menyeretnya ke pengadilan.
"Acces adalah seluruh hidupnya, dan Madoff adalah seorang manajer yang dia bener-benar percayai. Saya makan siang dengan dia dua pekan lalu dan dia mengatakan bagaimana beruntungnya dia karena Madoff adalah satu-satunya manajer yang masih bekerja dengan baik pada saat ini," jelas sumber tersebut.
Korban-korban Madoff pun beraneka ragam mulai dari investor kecil, hingga bank-bank besar termasuk HSBC dan yayasan-yayasan amal. Yayasan amal yang menjadi korban penipuan Madoff antara lain American Civil Liberties Union (ACLU) yang mengaku kehilangan uang amal hingga US$ 850.000 akibat skandal tersebut.
Akibat perbuatannya itu, Madoff menjadi tahanan rumah dan aset-asetnya telah dibekukan. Aksinya itu bisa dibilang 'mulus' karena berlangsung selama bertahun-tahun tanpa terendus Securities and Exchange Committe (SEC) atau Bapepam AS.
Ada seorang wanita yang menginvestasikan US$ 2 juta dananya untuk dikelola Madoff, Phyllis Molchatsky seorang pensiunan berusia 61 tahun juga diperkirakan menderita kerugian hingga US$ 1,7 juta.
(zlf/zlf)