Bisnis yang berbasiskan teknologi digital dinilai punya peluang untuk bertahan dari hantaman pandemi COVID-19, karena adanya gaya hidup baru masyarakat dari yang sebelumnya offline beralih ke online. Hal ini disampaikan oleh CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto.
Fendi mengungkapkan, perusahaan teknologi digital justru diuntungkan di tengah pandemi. Meski tidak berjalan normal, tetapi potensi untuk bertahan sangat besar. Untuk itu, pandemi bisa jadi momentum yang tepat apabila perusahaan-perusahaan tersebut memiliki rencana untuk melantai di bursa karena prospek yang sangat baik.
"Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya perusahaan yang berada di Indonesia, salah satunya kecilnya kapitalisasi market. Investor pasar modal akan melihat secara fundamental apakah ada revenue-nya, cashflow-nya bagaimana, ada atau tidak, positif atau tidak, karena bagaimanapun cashflow itu yang menjadi alasan mereka membeli saham tersebut karena ada nilainya," papar Fendi yang juga pakar pasar modal ini, (4/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan apabila perusahaan teknologi tersebut memiliki net income bagus, revenue oke, cashflow sehat, tentu saja akan sama seperti saham-saham yang lainnya yang diminati. Sehingga, yang perlu diperhatikan bagi perusahaan startup teknologi digital yakni revenue, valuasi dan dapat membuktikan bisnisnya tumbuh meski tengah berada di tengah pandemi COVID-19.
"Prospek teknologi digitalnya bagus sekali, tetapi harus selektif, perhatikan fundamental bisnisnya bagus, belum tentu yang menjalankan bagus, kalau mereka kebanyakan berdarah-darah buat apa. Investor kebanyakan rasional, karena banyak saham-saham lain yang bisa menjadi pilihan, sehingga hal tersebut penting," kata Fendi.
Chief Operating Officer & Co-Founder PT Trimegah Karya Pratama, produsen Ultra Voucher, Riky Boy Permata mengatakan sebagai perusahaan berbasis teknologi digital, yakni pelopor dan agregator voucher diskon digital terbesar di Indonesia, performa bisnis perusahaan terus bertumbuh meski adanya pandemi. Bahkan sepanjang tahun 2020, transaksi Ultra Voucher bertumbuh 200% didukung inovasi produk yang terus dilakukan.
"Kami telah mencetak pertumbuhan hingga 100% (rata-rata) persen setiap tahunnya. Bukan hanya dapat bertahan saat pandemi melainkan kami terus tumbuh semakin baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya 50% downloader Ultra Voucher di tahun 2020 hingga capai 190.000 pengguna," jelasnya.
Riky juga menyampaikan dari jumlah tersebut, jumlah aktif user bertumbuh 155%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ultra Voucher, lanjutnya, juga berhasil mencetak lebih dari 10.000 pengguna yang melakukan transaksi setiap bulannya. "Hal ini turut menunjukkan perusahaan kami tumbuh dengan baik dan sehat," ucapnya.
Riky mengatakan strategi bisnis yang dianut Ultra Voucher yakni menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan antara konsumen dan juga para merchants, sehingga merchants tidak ragu untuk bekerja sama dengan Ultra Voucher.
"Saat ini, Ultra Voucher telah bermitra dengan lebih dari 300 brand ternama dan lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia. Jumlah ini tentunya terus bertumbuh sejalan dengan proses kesepakatan kerja sama baru. Kami berkomitmen untuk berkembang semakin besar dan lebih baik lagi dengan terus berkomitmen melakukan ekspansi yang relevan terhadap target pasar," tutup Riky.
(dna/dna)