Proyek food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah disebut berada di ambang kegagalan oleh Komisi IV DPR RI. Pasalnya, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mendapatkan laporan para petani mengeluh panen tidak maksimal.
Sudin khawatir proyek lumbung pangan berpotensi menjadi program yang tidak jelas dan tidak fokus yang ujungnya berantakan.
"Beberapa waktu lalu, banyak ceritanya di media ini. Petani mengeluh karena panen cuma 2-3 ton. Saya minta penjelasan soal food estate ini, jangan ada program tidak jelas dan tidak fokus malah ujungnya berantakan," ujar Sudin dalam rapat kerja Komisi IV di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (8/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudin pun mengatakan lumbung pangan di Kalimantan Tengah tidak efektif dan strategis. Dia menilai kalaupun panen sukses dan melimpah di Kalimantan Tengah kemungkinan masalah logistik akan muncul dan distribusi hasil panen akan sulit.
Dia menjelaskan ongkos distribusi hasil produksi akan sangat mahal. Pasalnya, hasil panen dari Kalimantan Tengah harus dibawa ke Jawa ataupun Sumatera yang cukup jauh dari Kalimantan Tengah.
Dia menilai tidak mungkin hasil panen di Kalimantan Tengah akan dibawa ke pulau Sulawesi, mengingat di sana sudah cukup baik pertanian dan pangannya.
"Kalaupun di Kalteng itu produksi melimpah bahkan 1 hektare bisa 5 ton misalnya, ada berapa juta ton gabah dan padi mau dibawa ke mana ini? Berapa ongkos angkut ke pelabuhan dan dari pelabuhan ke pulau Jawa atau Sumatera? Nggak mungkin dibawa ke Sulawesi karena di sana sudah bagus pertaniannya," ujar Sudin.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma mengatakan dari laporan masyarakat di sekitar lumbung pangan kebanyakan masih kurang mendapatkan sosialisasi soal tujuan pembangunan dan keuntungannya bagi mereka.
"Soal food estate ini saya ke sana pak kemarin, mereka ini butuh informasi komprehensif dari food estate ini. Dibutuhkan narasi lebih baik. Ini untuk apa dan keuntungannya apa buat masyarakat," kata Anggia.
Secara teknis, Anggia juga mengatakan banyak peralatan yang diberikan untuk lumbung pangan kurang layak untuk digunakan. Dia menilai alat-alat yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi geografis lokasi.
"Ini banyak juga peralatan di sana kurang proper, jadi harus dimodifikasi karena kontur tanah berbeda dari alat yang dikirim, mereka mesti meng-adjust alat di sana. Meski dipakai kan tapi banyak effort," ujar Anggia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun protes proyek food estate disebut gagal. Apa katanya?
Tonton juga Video "Jokowi Minta Gubernur Permudah Perizinan Terkait Food Estate":