Tol Cipali Amblas, Siap-siap Lonjakan Harga Barang

Tol Cipali Amblas, Siap-siap Lonjakan Harga Barang

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 09 Feb 2021 13:24 WIB
Ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 arah Jakarta mengalami ambles. Petugas memberlakukan contraflow atau sistem lawan arus di lokasi tersebut.
Foto: Dian Firmansyah
Jakarta -

Amblasnya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 akan memberi dampak besar pada arus logistik. Hal itu akan membuat barang yang dikirim mengalami keterlambatan di dua arah.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita memperkirakan, barang pengiriman bisa mengalami keterlambatan 1 hingga 2 hari. Kondisi ini juga berpotensi makin parah karena akses jalur Pantura tertutup banjir. Sementara, pengelola tol menargetkan perbaikan akan dilakukan dalam waktu 2 minggu.

"Bisa terlambat 1-2 hari dan makin lama makin parah karena akan bertumpuk di Cipali sampai jalur Pantura pulih dari banjir," katanya kepada detikcom, Selasa (9/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ALI sendiri juga menaungi pengiriman barang untuk pesanan online. Menurutnya, barang tersebut juga berpotensi terhambat karena Tol Cipali yang amblas.

"Iya, dan pengiriman online juga terhambat karena pengiriman ke kota-kota di Jawa lewat darat sudah bukan udara lagi," terangnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, tersendatnya arus logistik juga berpotensi mengerek harga barang. Sebab, pasokan terhambat dan ongkos logistik yang naik.

"Sangat bisa (pengaruh harga), karena stok jadi terbatas dan biaya transportasi naik karena macet total di Tol Cipali," ujarnya.

Berapa kerugiannya? klik halaman berikutnya.

Simak video 'Retakan Parah di Badan Jalan Tol Cipali KM 122':

[Gambas:Video 20detik]



Zaldi menambahkan, logistik yang terputus ini juga berpotensi menimbulkan kerugian yang jumlahnya puluhan miliar per hari.

"Kerugian bisa puluhan miliar per hari kalau masalah di Cipali dan Pantura tidak bisa diatasi. Karena kerugian, karena kelangkaan stok di daerah-daerah Jawa, karena terputusnya jalur distribusi, gagal ekspor dari Jateng yang ke Priok, pengiriman sayur, buah dan lain-lain dari Jateng ke Jabar atau Jakarta yang rusak karena terlambat," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads