Kacau! Kudeta Militer Myanmar Bikin Investor Angkat Kaki

Kacau! Kudeta Militer Myanmar Bikin Investor Angkat Kaki

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 11 Feb 2021 10:37 WIB
Kudeta Myanmar: Demo berlanjut, kaum buruh mogok nasional dan serukan pembebasan Aung San Suu Kyi
Kudeta Myanmar/Foto: BBC World
Jakarta -

Kisruh politik dan kudeta militer di Myanmar membuat investor berang. Seorang pengusaha terkemuka Singapura mengatakan dia akan keluar dari investasinya di sebuah perusahaan tembakau di Myanmar.

Dilansir Aljazeera, Kamis (11/2/2021), pengusaha Singapura Lim Kaling mengatakan dia menjajaki opsi untuk melepas sahamnya pada perusahaan tembakau yang terkait dengan militer Myanmar, Virgina Tobacco Company.

Lim merupakan pemegang saham minoritas di Virginia Tobacco Company melalui perusahaan RMH Singapore Pte Ltd, yang memiliki 49% dari perusahaan Myanmar tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Virginia Tobacco juga dimiliki oleh Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL) yang merupakan salah satu perusahaan yang dijalankan oleh militer negara tersebut.

"Peristiwa baru-baru ini di Myanmar membuat saya sangat prihatin," kata Lim dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

Lim mengatakan dirinya akan melepas sahamnya pada RMH. Padahal RMH adalah satu-satunya investasi Myanmar yang tersisa.

Perusahaan asing dengan investasi di Myanmar telah berada di bawah pengawasan yang meningkat sejak kudeta pada 1 Februari. Raksasa minuman Jepang Kirin Holdings pekan lalu membatalkan kerja samanya dengan MEHL.

Lusinan anak perusahaan MEHL menjangkau berbagai industri dari pertambangan ruby dan giok hingga pariwisata dan perbankan. MEHL dimiliki dan dipengaruhi oleh para pemimpin militer senior termasuk panglima tertinggi Min Aung Hlaing.

Singapura sendiri telah menjadi sumber investasi asing terbesar ke Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.

Pengumuman Lim soal melepas investasinya sendiri datang dari desakan kelompok aktivis Justice for Myanmar. Kelompok itu mendesak pembuat game di Hong Kong Razer mencopot Lim dari jajaran dewan direksinya jika dia tidak mengakhiri hubungan bisnisnya dengan militer Myanmar.

Amnesty International juga menyerukan RMH untuk memutuskan hubungan dengan Myanmar, bersama dengan perusahaan lain termasuk POSCO Korea Selatan.

Simak Video: Joe Biden Beri Sanksi ke Militer Myanmar!

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Hide Ads
Riau Bhayangkara Run