PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendorong agar desa menjadi lokomotif ekonomi nasional, salah satunya dengan menggagas Desa BRILian. Program itu bertujuan memberikan literasi dan inklusi keuangan bagi pelaku usaha UMKM di pedesaan agar lebih memahami produk dan layanan keuangan digital terkini.
"Sebagai bank yang fokus melayani pelaku UMKM, BRI ingin menyelaraskan strategi pemberdayaan desa milik perusahaan dengan program yang tengah dikebut oleh pemerintah," ujar Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/2/2021).
Hal ini diungkapkannya dalam webinar bersama sejumlah stakeholder dengan tema "Arah dan Peluang Pemulihan Ekonomi Indonesia dari Desa" pada (9/2). Hadir dalam webinar tersebut Wakil Menteri Desa & PDTT RI Budi Arie Setiadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aestika menambahkan Desa BRILian juga sebagai pendorong digitalisasi ekonomi UMKM melalui berbagai layanan seperti keagenan BRILink, website pasar.id, dan berbagai inovasi serta pembangunan berkelanjutan di desa dengan mengandalkan BUMDes sebagai penggerak utamanya. Melalui pendampingan dan kolaborasi yang dilakukan, diharapkannya BUMDes dan masyarakat desa tersebut akan semakin mudah dalam mengakses layanan keuangan.
Salah satu pendampingan terhadap desa binaan oleh BRI adalah Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Di desa Menanga, pendampingan yang diberikan adalah literasi keuangan. BUMDes Menanga hingga saat ini telah melakukan pencatatan keuangan dengan tertib, namun pencatatan masih belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
"Maka BRI memberikan penguatan kepada BUMDes pada aspek literasi keuangan agar BUmdes Menanga dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, pendampingan oleh BRI lainnya adalah di desa Koto Ranah, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Pemberdayaan yang dirasakan oleh BUMDes Koto Ranah adalah berupa pendampingan literasi bisnis, salah satunya berupa pengayaan company profile dan catalog online untuk menarik wisatawan, mengingat BUMDes Koto Ranah bergerak di bidang wisata.
"Hal ini telah sejalan dengan aspirasi dan tujuan pemerintah, di mana pemulihan ekonomi nasional dimulai dari Desa, sehingga pemerintah telah menjadikan BUMDes sebagai penggerak kemajuan dan kesejahteraan warga desa," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Desa & PDTT RI Budi Arie Setiadi memberikan pandangannya bahwa pembangunan Indonesia agar berjaya di masa depan harus dimulai dari desa. "Desa dapat menjadi titik awal pembangunan berbasis budaya lokal, sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.
Diketahui, saat ini ada 51.134 BUMDes di Indonesia, dan sudah ada sekitar Rp 4,2 triliun dana desa disalurkan pemerintah dalam kurun waktu 2015-2020 untuk memperkuat permodalan BUMDes. Hasilnya, pada periode yang sama, kontribusi BUMDes terhadap pendapatan desa telah mencapai Rp 1,1 triliun.
(mul/mpr)