Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat China masih mendominasi di neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021. China menjadi negara nomor satu tujuan ekspor maupun impor Tanah Air.
Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 1,96 miliar di Januari 2021. Hal ini karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impor. Otoritas statistik mencatat, nilai ekspor sebesar US$ 15,30 miliar dan nilai impor US$ 13,34 miliar di Januari tahun ini.
Dominasi China, dikatakan Kepala BPS Suhariyanto terlihat dari pangsa pasar ekspor Indonesia yang sebesar 21,16% dari total ekspor US$ 15,30 miliar tertuju ke negeri Tirai Bambu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pangsa ekspor kita tidak berubah. Pertama masih Tiongkok porsinya 21,16%. Komoditas utamanya bahan bakar mineral, besi dan baja, dan lemak dan minyak hewan nabati," kata Suhariyanto dalam video conference, Senin (15/2/2021).
Pangsa pasar kedua diduduki oleh Amerika Serikat (AS) dengan porsi sebesar 11,63%, lalu Jepang sebesar 8,66%. Selanjutnya ada India sebesar 6,26%, dan Malaysia sebesar 5,17%.
"Porsi ke ASEAN sebesar 21,17% dan Uni Eropa sebesar 8,10%, tidak ada pergerakan signifikan," jelasnya.
Dari sisi impor, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan China masih menguasai pangsa pasarnya dengan 35,18% atau setara US$ 4,15 miliar dari total impor yang sebesar US$ 13,34 miliar.
"Pangsa pasar impor kita tidak berubah. Pertama dari Tiongkok, Jepang, Korsel, Singapura, dan Amerika Serikat," ujarnya.
Berdasarkan data otoritas statistik nasional, porsi impor Indonesia dari Jepang sebesar 7,35%, Korea Selatan sebesar 5,96%, Singapura sebesar 5,96%, dan Amerika Serikat sebesar 4,93%. Sedangkan untuk ASEAN sebesar 18,00% dan Uni Eropa sebesar 6,40%.