Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kudeta yang terjadi di Myanmar akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia ke depan. Saat ini, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 15,30 miliar di Januari 2021.
Pada periode Januari 2021, ekspor Indonesia mengalami peningkatan ke Myanmar sebesar US$ 38,2 juta dan menjadi terbesar kedua setelah Thailand yang meningkat US$ 60,4 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, gerakan kudeta militer Myanmar berpotensi menurunkan kinerja ekspor Indonesia ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa menduga, tapi kemungkinan besarnya iya (berpengaruh), kata Suhariyanto dalam video conference, Senin (15/2/2021).
Suhariyanto mengatakan, kondisi demo yang terus berlangsung di Myanmar serta munculnya beberapa kendaraan lapis baja di kota Yangon, Myitkyina dan Sittwe - Ibu Kota Rakhine menjadi faktor utama bagi negara mitra dalam meningkatkan dagangnya ke Myanmar.
Kemunculan kendaraan militer berskala besar semacam ini menjadi yang pertama sejak kudeta militer dilancarkan pada 1 Februari lalu.
"Militer di Myanmar sudah bergerak situasinya mengkhawatirkan dan akan berpengaruh ekspor kita ke Myanmar di bulan-bulan berikutnya," jelasnya.
Baca juga: China Masih Dominasi Ekspor Impor RI |
Namun demikian, pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut kontribusi ekspor Myanmar kepada total ekspor Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara tujuan utama seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
Berikut komoditi utama yang diekspor ke Myanmar:
1. Lemak dan Minyak Hewan Nabati
2. Kertas, Karton dan Barang daripadanya
3. Garam, Belerang, Batu dan Semen
4. Minyak Atsiri, Kosmetik, dan Wangi-wangian
5. Produk Farmasi
6. Minuman, Alkohol, dan Cuka
7. Mesin dan Perlengkapan Elektrik
8. Berbagai Barang Buatan Pabrik
9. Perekat, Enzim
10. Bahan Kimia Anorganik