Fakta-fakta Harga Emas Turun Terus

Fakta-fakta Harga Emas Turun Terus

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2021 20:01 WIB
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1/2021). Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Senin (18/1) berada pada posisi Rp 944.000 per gram atau turun Rp4.000 dari perdagangan akhir pekan lalu. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Harga emas terus turun. Dari data penjualan Antam, Rabu (17/2/2021) harga emas batangan tercatat Rp 922.000 per gram.

Kalangan pengamat menyebut penurunan ini merupakan hal yang normal dan ke depan harga emas akan terus turun. Apa saja ya penyebab penurunannya, lalu berapa prediksi harga emas terendah?

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan jika penurunan harga emas ini terjadi karena pasar mulai optimis ekonomi bisa kembali pulih akibat vaksinasi yang dilakukan di berbagai negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi negara sebesar Amerika Serikat (AS) yang akan memvaksin sekitar 200 juta penduduk. Jauh lebih besar dibandingkan dengan vaksinasi yang dilakukan Inggris sebanyak 15 juta penduduk.

Sudah turun ke level terendah selama 6 bulan terakhir, harga emas diproyeksi masih bisa turun. Kepala Strategi Lintas Aset untuk Morgan Stanley, Andrew Sheets mengatakan meskipun inflasi diperkirakan akan naik pada tahun ini, itu tidak akan cukup untuk mendukung harga emas.

ADVERTISEMENT

"Ekonom Morgan Stanley memperkirakan inflasi AS akan naik sedikit di atas 2% selama dua tahun ke depan. Jadi ini bukan jenis skenario pelarian untuk inflasi yang tampaknya paling cocok untuk emas," katanya melansir situs web Kitco.

Ibrahim mengungkapkan penurunan harga emas ini juga terjadi karena banyaknya investor yang beralih ke obligasi dan saham.

"Orang mulai beralih adalah hal yang sangat wajar. Emas sudah mencapai level tertinggi pada akhir 2020 yaitu di bulan November dan Desember 2020. Kalau sekarang turun ya wajar, karena kondisi pasarnya negatif dan vaksin menciptakan harapan ekonomi dunia akan membaik," jelas dia.

(kil/hns)

Hide Ads