Proses vaksinasi COVID-19 di Indonesia bisa makan waktu hingga 2022 atau 2023 apabila tidak ada perbaikan. Apa yang perlu dibenahi?
Sekretaris Eksekutif I KPCPEN (Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) Raden Pardede mengatakan proses vaksinasi COVID-19 bisa makan waktu selama itu apabila hanya mencapai 70.000 hingga 80.000 per hari.
"Jadi tadi yang melihat Indonesia ini baru tahun 2022, 2023 baru selesai vaksinasi dengan asumsi bahwa kita tidak melakukan perbaikan di sana-sini. Bahwa kita hanya 70-80 ribu per hari memvaksinasi," kata Raden seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia TV, Sabtu (20/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar proses vaksinasi tak selama itu, pemerintah menyiapkan empat strategi. Pertama, memperbanyak fasilitas kesehatan seperti jumlah vaksinator. Kedua perbaikan data.
Ketiga, meningkatkan jumlah keterlibatan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Keempat, memanfaatkan supply chain swasta untuk proses pengadaan vaksin COVID-19.
Melalui strategi ini, menurut Raden, pemerintah bisa vaksinasi hampir 1 juta orang per harinya. Rencananya hal itu juga dilakukan pada kuartal II-2021.
"Ini yang sekarang kami akan kejar, seperti yang saya katakan di kuartal kedua, kuartal ketiga kita akan kejar ini sehingga mampu vaksinasi jauh lebih besar lagi," tutur Raden.
"Jadi kalau memang asumsinya dengan pola seperti sekarang ini, kita menjadi pesimis. Jadi ini yang akan kita perbaiki, sehingga nanti kita bukan 70-80 ribu per hari tetapi ke arah 1 juta per hari nantinya dalam 2-3 bulan ke depan nanti," tambahnya.
Baca juga: 4 Jurus Pemerintah Genjot Vaksinasi Corona |