Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan dampak pandemi Covid-19 tak pandang bulu menghantam ekonomi semua negara di dunia. Indonesia, mengalami kontraksi ekonomi yang relatif rendah.
"Pandemi COVID-19 memberikan tekanan ekonomi yang luar biasa di seluruh dunia. Indonesia menempatkan dirinya di negara ASEAN karena kita berada di asia tenggara. Terutama ASEAN 6 dan dengan negara G20," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Selasa (23/2/2021).
Ekonomi Indonesia, lanjut Sri Mulyani mengalami kontraksi sehingga minus 2,1% pada 2020. Angka kontraksi ini relatif lebih rendah dibanding kondisi ekonomi di negara-negara lain, contohnya seperti di negara anggota G20.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara ASEAN maupun G20 lain kontraksi ekonominya tahun 2020 memang lebih dalam dari Indonesia. AS - 3,5% Arab Saudi -4,1%, Jepang - 4,7%, Jerman kontraksi 5%, Prancis, Italia, Filipina semua alami kontraksi di atas 8%, di atas 9% untuk Filipina dan untuk Inggris,: ujarnya.
Angka-angka tersebut menggambarkan dampak COVID-19 tidak main-main. Ekonomi semua negara terdampak akibat sebaran virus Corona ini.
"Ini gambarkan pandemi tidak pandang bulu, semua negara terhantam signifikan, ada yang survive bisa tumbuh tapi kecil atau bahkan kontraksi dan kontraksinya beda beda masing negara indonesia. Alhamdulillah di kontraksi yang relatif rendah yaitu -2,1%," kata Sri Mulyani.
Simak video 'Pandemi Corona, Sri Mulyani: Semua Negara Alami Kenaikan Utang':