Rencana pemerintah menggelar program vaksinasi gotong royong atau vaksin mandiri dihadapkan sejumlah tantangan. Tantangan tersebut berupa pengadaan vaksin hingga kabar tak benar yang menyertainya.
Koordinator PMO Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Arya Sinulingga mengatakan, tantangan terbesar saat untuk program tersebut ialah mendapat vaksinnya. Sebab, banyak negara berebut mendapat vaksin.
"Di dunia ini lagi bertempur semua untuk merebut vaksin dan kita berusaha juga agar vaksin ini tidak mahal sehingga temen-temen pengusaha bisa mendapat vaksin ini dengan harga yang memang normal juga," katanya dalam webinar FMB9, Selasa (23/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan berikutnya ialah kabar yang menyebut vaksin tersebut ditujukan untuk orang-orang kaya. Padahal, vaksin tersebut ditujukan untuk karyawan atau buruh.
"Tantangan yang berikutnya adalah soal plintiran-plintiran gosip yang dibangun bahwa vaksin gotong royong ini untuk orang-orang kaya. Padahal untuk buruh-buruh mereka karyawan-karyawan mereka," terangnya.
Isu selanjutnya ialah jika vaksin tersebut dikomersialkan. Dia menegaskan, vaksin gotong royong gratis untuk buruh dan tidak diperjualbelikan.
Tak hanya itu, vaksin gotong royong juga disangkutpautkan dengan lansia dan pelayan publik yang harusnya mendapat prioritas.
"Saya selalu katakan bahwa yang namanya pelayan publik sama lansia tidak ada terganggu dengan proses ini. Semua sesuai dengan jadwal yang kita miliki," ujarnya.
Lihat juga Video: Kadin Sebut 6.689 Perusahaan Siap Vaksinasi Mandiri
(acd/ang)