Disebut Terhambat Sertifikat, Berapa Banyak RI Ekspor Pisang?

Disebut Terhambat Sertifikat, Berapa Banyak RI Ekspor Pisang?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 24 Feb 2021 16:32 WIB
Pisang Pernah Jadi Pemicu Konflik hingga Simbol Rasisme
Foto: Getty Images/iStockphoto/pressdigital
Jakarta -

Ekspor pisang sedang menjadi sorotan, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan ekspor terhambat puluhan sertifikasi menuju Amerika Serikat dan Eropa. Disebut terhambat puluhan sertifikasi, seperti apa kinerja ekspor pisang lokal ke luar negeri?

Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (Aesbi) Hasan Johnny mengatakan hingga kini ekspor pisang ke luar negeri hingga kini hanya didominasi satu perusahaan saja. Perusahaan itu mengekspor pisang dalam jumlah banyak dan secara terus menerus.

Hasan mengatakan sisanya banyak ekspor-ekspor berskala kecil yang dilakukan dan sifatnya tidak terus menerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ekspor udah bisa, sementara ini baru ada Great Giant Pineapple yang besar dan terus menerus. Hanya satu itu aja yang bisa terus menerus, bisa ada kontinuitasnya," kata Hasan kepada detikcom, Rabu (24/2/2021).

Soal volume ekspor pisang, Hasan mengaku tidak terlalu hapal besarannya. Yang jelas pisang dari perusahaan tersebut sudah tersebar ke berbagai negara, China dan Jepang menjadi beberapa di antaranya.

ADVERTISEMENT

"Dia udah kemana-mana, terakhir katanya baru masuk ke Jepang juga. Dia juga ke China, banyak negaranya saya kurang hapal. Volumenya kurang paham saya belum lihat datanya, nanti malah salah," ungkap Hasan.

Hasan mengatakan, sebetulnya Eropa dan Amerika Serikat pun memang bukan pasar utama ekspor buah. Dia mengatakan cukup sulit mengirimkan buah ke sana karena jarak yang terlalu jauh.

"Kalau Eropa dan AS terlalu jauh juga ini barang kita bakal sulit juga dikirim ke sana," kata Hasan.

Berapa banyak Indonesia ekspor pisang? klik halaman berikutnya.

Tonton juga Video: Menteri KP Trenggono: Ekspor Benih Lobster Masih Disetop

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu, bila dilihat dari data Statistik Produk Holtikultura terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mampu memproduksi pisang sebanyak 7.280.658 ton di tahun 2019.

Indonesia sendiri melakukan ekspor pisang dengan volume mencapai 22.745 ton. Jumlah total transaksinya mencapai US$ 11,34 juta atau sekitar Rp 158,76 miliar (kurs Rp 14.000).

Jumlah ekspor terbanyak menuju China dengan volume 9.523 ton, disusul Malaysia sebesar 6.300 ton, dan Jepang sebesar 2.817 ton.

Sementara itu, Hasan sendiri menilai sertifikasi bukan masalah utama sulitnya ekspor pisang ke luar negeri. Justru dia mengatakan ekspor pisang ke beberapa negara tak banyak mensyaratkan sertifikasi. Dia menyebutkan China dan Singapura.

Kalaupun ada yang mensyaratkan sertifikat itu pun tidak banyak, umumnya negara-negara tujuan ekspor hanya mensyaratkan sertifikat good agriculture practices (GAP) ataupun fitosanitari.

"Sekarang tuh kayaknya banyak yang nggak pakai sertifikasi malah, Singapura, ke China aja nggak ada. Asal kualitas yang dia mau dan jumlahnya ada. Mungkin ada sertifikat tapi ngga banyak, ada good agriculture practices atau GAP, atau ada fitosanitari juga, tapi nggak sampai 21," papar Hasan.

Sebelumnya, Menkop-UKM Teten Masduki mengatakan sulitnya komoditas asli Indonesia untuk diekspor ke luar negeri. Salah satu yang dicontohkan adalah pisang, menurutnya ekspor pisang terkendala adanya beberapa syarat sertifikasi, jumlahnya mencapai 21 sertifikat.

"Untuk satu pisang saja butuh 21 sertifikat untuk masuk pasar Eropa dan Amerika. Saya tanya sertifikat apa? Ya sebenarnya hanya untuk mempersulit ekspor saja, bukan berkaitan dengan kualitas dan sebagainya," kata Teten dalam peresmian program 500K Eksportir Baru yang dilihat virtual, Rabu (17/2/2021).


Hide Ads