Lebih dari Seribu Kursi Direksi Perusahaan di Inggris Diisi Wanita

Lebih dari Seribu Kursi Direksi Perusahaan di Inggris Diisi Wanita

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 25 Feb 2021 15:21 WIB
The union flag flies over the Houses of Parliament in Westminster, in central London, Britain June 24, 2016.     REUTERS/Phil Noble
Foto: REUTERS/Phil Noble
Jakarta -

Perusahaan besar di Inggris diwajibkan menempatkan minimal satu kursi direktur untuk wanita. Hampton Alexander Review menemukan wanita menempati 1.026 kursi direktur di 350 perusahaan terbesar yang terdaftar di London Stock Exchange.

Sebelumnya hanya 680 kursi direktur perusahaan yang diisi oleh wanita. Sedangkan jumlah perusahaan yang setidaknya sepertiga dipimpin oleh wanita meningkat empat kali lipat menjadi 220.

"Syukurlah representasi wanita di dewan dan dalam posisi kepemimpinan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan tinjauan ini telah memainkan peran penting dalam mewujudkan itu," kata Pejabat di KPMG Inggris, Mary O'Conno, dikutip dari CNN, Kamis (25/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2016 pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Inggris untuk secara sukarela menunjuk lebih banyak wanita di kursi dewan dan pimpinan perusahaan.

Di antara 100 perusahaan paling berharga yang terdaftar di Bursa Efek London, hanya dua perusahaan yang menempatkan wanita lebih banyak di posisi pimpinan perusahaan dibanding pria yakni pembuat minuman Diageo (DEO) dan Severn Trent (STRNY).

ADVERTISEMENT

"Kurangnya wanita di ruang rapat hanya terjadi di satu dekade lalu, dan kini area di mana kami telah melihat kemajuan terbesar," kata CEO Hampton Alexander Review, Denise Wilson.

Masalah kurangnya wanita di posisi pimpinan perusahaan tidak hanya di Inggris, Fortune 500 AS hanya memiliki 38 CEO wanita. Bahkan di Jerman tidak ada perusahaan besar yang dipimpin oleh wanita. Hingga akhirnya pemerintah koalisi Jerman menyetujui kuota wajib bagi wanita di dewan November lalu.

Hingga kini perusahaan di Inggris dan wilayah lain terus menghadapi tekanan dari investor dan publik untuk mengatasi kurangnya keragaman gender dan ras dalam kepemimpinan perusahaan.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads