.webp)
Pablo Rodriguez-Fraile, seorang kolektor seni asal Miami, Amerika Serikat baru saja menjual karya seni video koleksinya seharga Rp US$ 6,6 juta sekitar Rp 92,4 miliar (kurs Rp 14.000). Padahal, awalnya video sepanjang 10 detik itu dibeli Pablo Oktober 2020 lalu dengan harga US$ 67.000 sekitar Rp 938 juta.
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/3/2021), video itu dibuat oleh seniman digital Beeple, yang nama aslinya adalah Mike Winkelmann. Yang membuat karya ini unik, video itu diautentikasi oleh blockchain. Keasliannya dibuktikan dengan sebuah tanda tangan digital untuk menyatakan siapa pemiliknya.
Karya ini menjadi jenis aset digital baru, dikenal sebagai token non-fungible alias NFT yang popularitasnya meledak selama pandemi. Para penggemar dan investor berebut untuk menghabiskan banyak uang untuk barang-barang yang hanya ada secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknologi blockchain sendiri memungkinkan sebuah barang dapat diautentikasi sebagai satu-satunya di dunia. Berbeda dengan obyek online lain yang dapat diproduksi berkali-kali. Aset ini menjadi viral selama pandemi karena investor dan penggemar mau mengeluarkan uang untuk barang yang hanya ada secara online.
"Anda dapat pergi ke Louvre dan mengambil gambar Mona Lisa dan Anda dapat memilikinya di sana, tetapi itu tidak memiliki nilai apa pun karena tidak memiliki asal atau sejarah pekerjaan itu," kata Pablo
Autentikasi NFT sendiri bukan cuma digunakan pada karya seni digital, namun juga untuk kartu olahraga hingga sebidang tanah di lingkungan virtual atau penggunaan eksklusif nama dompet mata uang kripto.
Video buatan komputer yang dijual oleh Rodriguez-Fraile menunjukkan apa yang tampak seperti Donald Trump dalam bentuk raksasa yang roboh di tanah. Tubuhnya ditutupi slogan, dalam suasana yang sangat indah.
OpenSea, pasar untuk NFT, mengatakan telah melihat volume penjualan bulanan tumbuh menjadi US$ 86,3 juta sejauh ini pada bulan Februari. Penjualan bulanan mencapai US$ 1,5 juta setahun yang lalu.
