Pandemi COVID-19 membuat produk kesehatan laris manis di pasaran, termasuk ke pengobatan tradisional seperti jamu. Berkah pandemi ini dirasakan oleh milenial di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Munculnya virus COVID-19 yang menakutkan banyak masyarakat malah membuka jalan bagi bisnis jamu wedang uwuh Rizky Purnamasari (27).
Sejak awal pandemi ia mengatakan jamu racikannya semakin diminati konsumen tak hanya dari Bantul saja, melainkan hingga ke luar Pulau Jawa. Bahkan, omzet Rizky ikut meningkat drastis hingga 50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada perbedaan (omzet) dari sebelum pandemi. Mungkin sebelum pandemi udah banyak diminati ya wedang uwuh. Tapi setelah pandemi itu makin diminati oleh konsumen. Ya meningkat sekitar 50% ke atas," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.
Rizky bercerita saat pandemi dirinya pernah mendapatkan pesanan hingga 1.000 pcs wedang uwuh. Bahkan ia pernah meraup untung hingga Rp 1 juta per hari dari berjualan wedang uwuh.
"Penjualannya itu ada yang pesan sampai dalam jumlah 1.000 pcs itu dikirim ke masih area Pulau Jawa. Waktu itu juga pernah kirim ke Kalimantan, jamu instan sama wedang uwuh. Tapi paling banyak kita kirim ke Jakarta," katanya.
"Penjualan wedang uwuh sebelum pandemi itu kadang per harinya Rp 300 ke atas karena kan wedang uwuh murah. Tapi pas pandemi pernah sampai Rp 3 juta per bulan, tapi pernah sampai Rp 1 juta lebih per hari," imbuhnya.
![]() |
Meskipun sering kali mendapatkan pesanan, Rizky menyebut tetap mengedepankan kualitas dan rasa. Beda dari beberapa wedang uwuh lainnya, kebersihan bahan masih jadi prioritas dari wedang uwuh miliknya.
"Wedang uwuh itu saya ngeracik sendiri karena butuh ketelatenan kalau buat wedang uwuh. Semua bahan biasanya saya cuci dulu yang daun-daun itu dicuci bersih. Karena saya beli wedang uwuh itu kadang daunnya masih ada yang kotor, jadi masa mau kita jual kotor. Kan buat dikonsumsi juga gak bagus," ungkapnya.
Dalam memasarkan produknya, Rizky saat ini juga telah memanfaatkan platform online untuk berjualan. Ia pun juga menerima pembelian secara Cash On Delivery (COD) di daerah sekitar Yogyakarta.
"Pas awalnya itu belum berpikir untuk (jualan online), tapi kadang temen itu ada yang chat lewat WhatsApp pesen jamu. Dari situ saya pikir untuk mulai jualan online dan alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan," paparnya.
Larisnya bisnis wedang uwuh Rizky juga tentunya tak lepas dari usaha kerasnya. Bahkan, ia bercerita dirinya juga mencari modal sendiri melalui pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
"Minjem di BRI itu karena untuk modal usaha yang saya jalani dan saya yakin usaha saya akan diberikan jalan. Dan selama ini Alhamdulillah lancar dalam membayarnya. Untuk awal dulu pinjem itu Rp 10 juta, dipakai kebanyakan untuk modal. Paling Rp 1-2 juta itu untuk disimpan," ungkapnya.
Oleh karena itu, Rizky berpesan agar para anak muda tidak malu untuk berjualan jamu. Apalagi saat ini jamu bisa dijual online dan cukup menguntungkan.
"Kalau jualan jamu di rumah secara online kan bisa kerja di tempat lain dan bisa bantu perekonomian keluarga. Jadi buat anak muda nggak usah malu untuk jual jamu," tandasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(prf/hns)