Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing, Orang RI Beli Barang China Tinggal Klik

Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing, Orang RI Beli Barang China Tinggal Klik

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 04 Mar 2021 17:05 WIB
Pesta diskon belanja online besar-besaran di tanggal 11 November kemarin turut membanjiri gudang-gudang logistik di China. Intip penampakannya.
Foto: Xinhuanet
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat mengkampanyekan benci produk luar negeri atau produk asing. Hanya saja, amat mudah bagi konsumen Indonesia membeli produk asing, terutama dari China.

Barang China sendiri mudah ditemui di situs perdagangan online alias e-commerce. Membelinya pun mudah, tinggal pilih produk yang diinginkan, klik beberapa kali lalu bayar. Menurut Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, dari sisi regulasi sulit untuk membendung hal tersebut.

"Dari segi regulasi saya kira memang sulit karena kita sudah menandatangani akta Free Trade Agreement dengan China. Artinya itu sulit dihindari dari regulasi. Tetapi kita bisa gunakan satu hal terkait dengan non tariff barrier, katakanlah dengan standarisasi produk-produk China itu telah memiliki standar yang kita tetapkan, apakah SNI dan sebagainya," kata dia kepada detikcom, Kamis (4/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan porsi barang-barang lokal di e-commerce.

"Kita baru sebagian kecil yang produk lokal, kebanyakan produk impor (produk asing). Menurut saya memang ini yang harus dilihat kembali, pengaturan kembali platform-platform digital agar kita punya peranan cukup kuat di marketplace-nya. Ini kan yang tidak ada regulasi, tidak ada aturannya, karena siapapun berhak ada di halaman depan atau sebagainya. Saya kira itu juga penting," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lalu, ketimbang impor, lebih baik Indonesia mengundang produsen-produsen dari luar negeri datang ke Indonesia. Itu dinilai jauh lebih baik karena bisa menyerap tenaga kerja lokal, bahan baku lokal dan sebagainya.

Dihubungi terpisah, Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa impor Indonesia memang belum sampai taraf mengkhawatirkan. Tapi tentu harus ada perhatian agar produk asing tak semakin membludak.

"Ini kan adalah sebuah proses, sebuah permasalahan yang tidak bisa dipecahkan hanya dalam satu kata, dalam satu hari, dalam satu tindakan, memerlukan proses panjang. Tapi memang membutuhkan semangat. Saya kira yang dimaksudkan oleh pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi adalah memberikan semangat, memberikan dorongan itu," sebutnya.

Sebab, bila produk asing dibiarkan terus menerus akan berdampak buruk bagi Indonesia. "Kalau ini dibiarkan terus-menerus itu yang akan membuat kita menjadi genting nantinya, kita tidak bisa berkembang," tambah Piter.

(toy/fdl)

Hide Ads