Tesla Pilih India, Kementerian BUMN: Kita Nggak Merasa Kecolongan

Tesla Pilih India, Kementerian BUMN: Kita Nggak Merasa Kecolongan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 04 Mar 2021 18:14 WIB
CEO Tesla Elon Musk melanggar aturan lockdown dengan membuka kembali pabrik Tesla di Fremont, California, AS. Area parkir pabrik Tesla yang penuh dengan mobil baru.
Foto: AP Photo/Ben Margot
Jakarta -

Pemerintah tengah berupaya mendekati produsen mobil listrik Amerika Serikat (AS) Tesla untuk investasi di Indonesia. Namun, pemerintah tidak berniat mengajak Tesla untuk investasi di mobil listrik.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Tesla tengah didekati untuk investasi di bidang baterai kendaraan listrik atau charging mobil listrik.

"Sebenarnya Tesla itu kan bikin mobil. Kita ini bukan bikin mobil. Kami ngejar Tesla bukan dari sisi bikin mobilnya, apakah nanti di baterainya atau kah di charging-nya kan di rumah-rumah ada charging tuh," kata Arya, Kamis (4/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, sejak awal tidak ada niat mendekati Tesla untuk investasi di bidang mobil listrik. Hal itu sekaligus merespons wacana jika Tesla berniat investasi di India.

"Karena kita sejak awal bukan bicara akan membangun, kami BUMN tepatnya, bukan membangun industri mobilnya tapi membangun industri EV baterainya. Makanya kemarin ketika dikatakan bahwa Tesla ke India kita nggak merasa kecolongan, karena memang bukan bangun pabrik mobil listrik," paparnya.

ADVERTISEMENT

Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Baterry Agus Tjahajana mengatakan, penjajakan dengan Tesla tengah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Invetasi.

"Saya kalau bicara sama Tesla itu, Tesla itu pendatang baru, jadi diskusinya dengan kami belum cukup matang. Jadi penjajakannya dilakukan dengan Kemenko Marves jadi kami siap saja," katanya.

Pada dasarnya, pihaknya siap menerima kehadiran Tesla. Saat ini, pihaknya lebih pada posisi menunggu.

"Jadi kita pada posisi yang lebih banyak menunggu tetapi yang kedua (investor) ini sudah masuk yang lebih serius," ujarnya.

(acd/eds)

Hide Ads