Makin Mesra, Ini 5 Kerja Sama RI & UEA

Makin Mesra, Ini 5 Kerja Sama RI & UEA

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 06 Mar 2021 09:30 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Energi & Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazroui(Herdi Alif Al Hikam/detikFinance)
Jakarta -

Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) baru saja mengadakan forum bisnis antara kedua negara. Kerja sama bisnis pun diteken dalam gelaran ini.

Forum ini juga dihadiri oleh Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab Suhail Al Mazroui. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan perusahaan Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan dari UEA.

"Ini banyak pelaku usaha melakukan signing cermony, ada beberapa perjanjian penting," kata Luhut dalam konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jumat (5/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja perjanjian kerja sama Indonesia dan UEA?

ADVERTISEMENT

1. Kerja sama pariwisata Aceh

Luhut menjelaskan pemerintah UEA ingin menjadikan beberapa pulau di Aceh menjadi tujuan utama pariwisata masyarakat UEA. Letter of intent baru saja ditandatangani untuk proyek khusus di Aceh dan Presiden Joko Widodo sudah memberi lampu hijau untuk proyek ini.

"Saya rasa kita punya peluang investasi baru untuk turis di Aceh. Mereka menandatangani letter of Intent untuk proyek khusus ini. kami melakukan studi ini dengan sangat cepat. Presiden sudah kasih lampu hijau saat kami bertemu di Istana Bogor siang tadi," kata Luhut.

Dia menjelaskan dalam dua bulan akan ada pengembangan pariwisata di daerah Singkil, Aceh. Potensi investasi yang bisa bergulir mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun.

"Dalam waktu 2 bulan ke depan kami akan dapat melihat kemajuan proyek ini di daerah Singkil. Menurut saya, dengan teman baik saya, Tuan Suhail, proyek ini bisa mencapai US$ 500 juta," ungkap Luhut.

Dia menjelaskan pariwisata akan dikembangkan di pulau-pulau kosong yang ada di Aceh, di sana akan ada pembangunan beragam resor wisata.

"Nanti ini adalah resor wisata, ada pulau kosong ini di suatu tempat di sekitar area ini," ujar Luhut.

2. Kerja sama pertahanan

Luhut mengatakan perjanjian ini akan dilakukan oleh dua perusahaan, PT Pindad dari Indonesia dan Caracal International dari UEA. Dia mengatakan salah satu kerja sama yang akan dilakukan adalah penjualan senapan tempur alias assault rifle dari Pindad.

"Kita juga menambah kerjasama industri pertahanan. Kita akan banyak membuat assault rifle. Mereka sukses, kita sukses, kita gunakan bersama," ujar Luhut.

Luhut juga mengungkapkan Caracal dan Pindad akan melakukan berbagai studi pengembangan teknologi pertahanan. Salah satunya adalah membuat drones.

"Kita juga melakukan studi bersama untuk segera mengembangkan teknologi drones dan teknologi lain," ujar Luhut.

Sementara itu, dalam keterangan pers KBRI Abu Dhabi dijelaskan dalam kerja sama ini terdapat beberapa poin yang nantinya akan disepakati lebih lanjut melalui perjanjian terpisah. Antara lain meliputi produksi, perakitan, quality assurance dan pelayanan serta pelayanan purna jual.

3. Kerja sama pelabuhan

Luhut menjelaskan, akan ada kerja sama join venture antara perusahaan pelabuhan UEA Dubai Port World (DP World) dan PT Maspion dari Indonesia.

Komitmen investasi dari kerja sama pelabuhan ini mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun (kurs Rp 14.000).

"DP World juga ditandatangani pak Suhail. Ini akan minimize cost dengan mereka masuk ke Indonesia dan dapat kerja sama dengan Maspion, ke depan cost di pelabuhan akan turun berapa puluh persen," ungkap Luhut.

"DP World ini punya network dan teknologi yang bagus. Tadi angkanya sekitar US$1,2 miliar," ujarnya.

4. Pembelian LPG dan Sulfur

Perjanjian bisnis selanjutnya dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi National Oil Company alias Adnoc dalam melakukan kerja sama penjualan komoditas sulfur dan gas LPG.

Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazrouie mengatakan perjanjian akan dilakukan selama 4 tahun dengan komitmen penjualan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.

"Kontrak LPG dan sulfur adalah kontrak empat tahun dan itu berada di level US$ 500 juta setahun jadi kontraknya kurang lebih US$ 2 miliar selama empat tahun. Kemungkinan antara US$ 2-2,2 miliar tergantung pada harganya," kata Suhail dalam kesempatan yang sama.

5. Perjanjian lainnya

Selain itu Indonesia juga meneken kerja sama revitalisasi mangrove, Luhut menjelaskan Indonesia mau merevitalisasi 620 ribu hektare lahan mangrove.

Beberapa kerja sama juga dilakukan untuk mendorong ekonomi kreatif pada dua negara. Terakhir, ada juga perjanjian sewa dari minimarket Lulu.

Simak juga 'Blak-blakan Hubungan Mesra Jokowi-Pangeran UEA':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/hns)

Hide Ads