Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menepis kekhawatiran bahwa stimulus senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden AS Joe Biden begitu besar sehingga akan menyebabkan masalah inflasi.
"Saya benar-benar tidak berpikir itu akan terjadi. Inflasi sebelum pandemi terlalu rendah daripada terlalu tinggi. Kalau ternyata inflasi, ada alat untuk mengatasinya," ujar Yellen, dikutip dari Bloomberg, Selasa (9/3/2021).
Yellen mengungkap stimulus itu digunakan dalam upaya mendorong pemulihan ke pasar tenaga kerja AS untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang sudah berlangsung lama. Dia berulang kali menolak kekhawatiran stimulus Biden berlebihan, mengingat tanda-tanda pemulihan ekonomi dan pelarian inflasi dapat merusak ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini udang-undang bantuan pandemi telah disahkan. UU itu mencakup peningkatan tunjangan pengangguran hingga 6 September dan pemeriksaan stimulus bagi mereka yang berpenghasilan US$ 80.000 atau kurang, dan memberikan keringanan pinjaman mahasiswa bebas pajak.
"Kami sedang menjalani pemulihan berbentuk K, di mana orang-orang berpenghasilan tinggi melakukan jauh lebih baik daripada mereka yang berada di bawah tangga ekonomi pekerja berupah rendah dan minoritas," kata Janet Yellen.
Masalah lain dalam pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yakni tingkat pengangguran yang masih terpuruk. Terutama pada minoritas, seperti orang kulit hitam menjadi bagian yang mendapatkan upah rendah. Jumlahnya gajinya dua kali lipat lebih rendah dari orang kulit putih. Hal itu menjadi masalah dalam 50 tahun terakhir.
Penggajian AS tetap turun lebih dari 9 juta dibandingkan dengan puncak sebelum COVID-19 melanda. Tingkat pengangguran kulit hitam naik menjadi 9,9% pada Februari bahkan saat tingkat keseluruhan turun menjadi 6,2%.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah berjanji untuk tidak membiarkan kesalahan yang sama terulang. Selain itu, Yellen menegaskan kembali harapannya atas rencana bantuan untuk mengembalikan AS ke pekerjaan penuh tahun depan.
Berbicara pada Hari Perempuan Internasional, Janet Yellen menyoroti pentingnya mengatasi ketidaksetaraan yang dihadapi oleh perempuan dan membawa lebih banyak dari perempuan ke bidang ekonomi.
"Wanita harus menjaga anak-anak yang tidak bisa bersekolah. Kami sangat prihatin dengan jaringan parut permanen akibat krisis ini, "kata Yellen.
(zlf/zlf)