Miliaran dolar rencana investasi China di Myanmar terancam batal karena kisruh politik dan kudeta militer di Negeri Seribu Pagoda tersebut. China sebelumnya sudah merencanakan pembangunan sejumlah proyek seperti Koridor Ekonomi China-Myanmar (CMEC) bernilai US$ 1,3 miliar, pembangunan zona industri, kota baru di sebelah pusat komersial Yangon dan kereta api ke perbatasan ke dua negara tersebut.
"Opini publik yang saling bertentangan satu sama lain akan menimbulkan ancaman jangka panjang dan kerusakan pada rencana China," kata Direktur Program China di Stimson Center yang berbasis di Washington, Yun Sun dikutip dari Reuters, Sabtu (13/3/2021).
Ia membandingkan kasus kali ini dengan rencana Beijing membangun proyek Bendungan Myitsone pada tahun 2011 lalu. Begitu ada protes lokal, rencana pembangunan proyek itu langsung ditunda bertahun-tahun. Sampai kini tak kunjung terbangun. Kini proyek bendungan Myitsone itu masuk dalam rencana CMEC. "Opini publik telah diperlakukan sebagai prioritas kebijakan China di Myanmar," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman batalnya pembangunan mega proyek ini diperparah oleh seruan anti-China yang muncul dari para demonstran. "Pipa gas China akan dibakar," teriak sekelompok pengunjuk rasa di Myanmar pekan ini di jalur pipa China.
Jalur pipa itu menjadi sasaran kemarahan demonstran karena ada persepsi bahwa Beijing mendukung junta yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari lalu.
"Bisnis China, Keluar! Keluar !," teriak selusin pengunjuk rasa di kota Mandalay, titik pementasan di jalur pipa di seluruh Myanmar dari Samudra Hindia ke China.
Protes atas saluran pipa itu berkobar setelah dokumen pemerintah Myanmar bocor. Dokumen itu menunjukkan bahwa ada dorongan dari para pejabat China kepada junta Myanmar untuk menjamin keamanan yang lebih baik buat negara itu, dan intelijen tentang kelompok etnis minoritas bersenjata di jalur pipa tersebut. Hal itu menguatkan anggapan yang menyebut China terlibat atas kudeta militer di Myanmar, yang sebelumnya dibantah oleh pemerintah Beijing.