Adu Resep Pemulihan Ekonomi 5 Negara Asia, Indonesia Bagaimana?

ADVERTISEMENT

Adu Resep Pemulihan Ekonomi 5 Negara Asia, Indonesia Bagaimana?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 14 Mar 2021 22:01 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Lima negara dengan ekonomi terbesar di Asia telah mengumumkan paket stimulus untuk pemulihan COVID-19 dengan nilai US$ 884 miliar. Negara tersebut yakni India, Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan.

Seperti dikutip detikcom, Minggu (14/3/2021), dalam laporan terbaru Climate Policy Initiative dan Vivid Economics yang berjudul Improving the impact of fiscal stimulus in Asia: An analysis of green recovery investments and opportunities dilakukan pemetaan seberapa 'hijau' langkah-langkah stimulus fiskal dan kontribusinya terhadap tujuan iklim tingkat negara selama tahun 2020.

Laporan ini dibuat berdasarkan the Greenness of Stimulus Index (GSI) yang kemudian dikembangkan oleh Vivid Economics untuk menilai implikasi keberlanjutan dari paket stimulus fiskal di lima negara Asia yang termasuk dalam studi tersebut. Indeks tersebut menunjukkan bahwa program-program stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh negara-negara tersebut tidak cukup mempertimbangkan keberlanjutan dan dampaknya terhadap iklim.

Disebutkan, Korea Selatan mengeluarkan paket stimulus terbesar (US$ 333,7 miliar), diikuti oleh India (US$ 332,9 miliar), Singapura (US$ 85,7 miliar), Indonesia (US$ 74,7 miliar), dan Filipina (US$ 17,0 miliar). Sementara, persentase paket stimulus yang diambil dari Produk Domestik Bruto (PDB) yakni Singapura sebesar 24%, diikuti oleh Korea Selatan sebesar 20%, India sebesar 12%, Indonesia sebesar 6%, dan Filipina sebesar 4% .

"Korea Selatan mengalokasikan sebagian besar paket stimulusnya ke arah ekonomi hijau, yaitu sebesar US$ 37 miliar atau 53% dari langkah-langkah stimulus terkait lingkungan. Sementara itu India hanya mengalokasikan US$ 27,7 miliar atau 31% dari langkah-langkah stimulus terkait lingkungan. Sedangkan Indonesia hanya mengalokasikan 4% atau US$ 0,3 miliar yang diarahkan pada ekonomi hijau. Berdasarkan hasil analisis, Filipina dan Singapura tidak memasukkan komitmen green economy dalam paket stimulus mereka," bunyi laporan tersebut.

Studi tersebut mencakup rekomendasi kunci untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan di lima negara Asia. Hal ini menyoroti kebutuhan definitif bagi pemerintah negara-negara Asia untuk mengintegrasikan dan mempertimbangkan pemulihan ekonomi hijau ke dalam rancangan paket stimulus COVID-19 untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan.

Kemudian, untuk menekankan bahwa porsi paket stimulus fiskal merupakan sebuah sinyal kebijakan yang kuat mengenai apa yang menjadi prioritas negara tersebut dalam rangka pemulihan ekonomi. Hal tersebut menjadikan paket stimulus sangat penting dalam mendukung kebijakan ekonomi/ bisnis yang berkelanjutan.



Simak Video "Sri Mulyani Sebut RI Jadi Negara yang Cepat dalam Pemulihan Ekonomi"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT