Otoritas Malaysia sedang memeriksa salah satu peternakan telur Lay Hong di Jeram, Selangor. Investigasi dilakukan setelah ada temuan bakteri Salmonella Enteritidis (SE).
Dugaan itu muncul setelah Singapura mengarahkan empat importir untuk menarik kembali telur dari peternakan tersebut. Mereka menduga ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit bawaan makanan jika telur dikonsumsi mentah atau setengah matang.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Channel News Asia, Senin (15/3/2021), Departemen Layanan Hewan (Department Of Veterinary Services/DVS) Malaysia mengatakan sedang menyelidiki proses produksi telur, catatan vaksinasi, dan program pengawasan penyakit peternakan untuk mencoba dan melacak sumber kontaminasi SE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telur dari peternakan CE008 tidak diizinkan untuk dijual (secara lokal) sampai hasil penyelidikan. DVS juga melakukan inspeksi dan pengambilan sampel untuk pengujian SE di semua peternakan yang dimiliki oleh Lay Hong Bhd untuk memastikan bahwa telur peternakan perusahaan bebas SE," bunyi pernyataan DVS.
Menurut DVS, peternakan Lay Hong memiliki 10 peternakan unggas. Terdiri dari dua peternakan ayam pullet dan delapan peternakan ayam layer. Hanya satu peternakan, yaitu ternak CE008 yang mengekspor telur ke Singapura.
"Perusahaan telah setuju untuk menerapkan langkah-langkah korektif dan pemantauan lebih sering, serta meningkatkan kontrol biosekuriti," kata DVS.
Saat mengumumkan penarikan kembali pada hari Jumat, Badan Pangan Singapura (Singapore Food Agency/SFA) mengatakan telah menangguhkan produk telur dari Malaysia sampai masalah kontaminasi bisa ditangani.
"Prioritas kami adalah keselamatan pelanggan kami," kata Direktur Eksekutif SFA Lay Hong Yap Chor How.
Telur yang terkena dampak memiliki kode peternakan "CES008" yang dicap pada cangkangnya. Chor How mengatakan bakteri SE bisa dihancurkan dengan panas, telur aman dikonsumsi jika dimasak matang.
Dia menjelaskan bakteri SE bisa ada di dalam telur, juga di kulit telur. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam telur mentah dan setengah matang serta dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Gejala berupa diare, sakit perut, demam, mual, dan muntah.
Sementara infeksi SE biasanya mereda dalam waktu seminggu pada kebanyakan orang. Namun, dapat menyebabkan infeksi serius pada kelompok rentan seperti orang tua, anak-anak kecil dan mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.
Untuk mengurangi risiko infeksi, konsumen harus memastikan bahwa telur dimasak dengan matang hingga putih telur dan kuning telurnya padat, dan menerapkan kebersihan yang benar untuk mencegah kontaminasi silang dengan makanan lain.
Simak Video: Cara Bakteri Salmonella Masuk ke Tubuh