Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memprediksi harga daging sapi dan kerbau akan naik selama bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri nanti. Meski begitu, ia memastikan kenaikan tidak akan begitu drastis dan masih bisa dijangkau masyarakat.
"Jadi bapak dan ibu saya juga ingin utarakan harga (daging sapi dan kerbau) ini akan naik tetapi mudah-mudahan dengan persiapan yang sekarang dikerjakan oleh Kementerian Perdagangan, kenaikan itu bisa lebih dijangkau karena memang situasi dunia yang tidak menentu," ujar Lutfi dalam Konferensi Pers secara virtual, Senin (15/3/2021).
Di samping itu, Lutfi juga memastikan stok daging sapi dan kerbau akan tetap terutama di daerah-daerah yang punya permintaan akan daging terbanyak selama masa-masa tersebut seperti Jakarta dan Aceh. Saat ini, pihaknya sudah menugaskan 2 BUMN untuk mengimpor daging sapi dan kerbau selain dari Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah bakal mengimpor daging sebanyak 100.000 ton, yang mana 80.000 ton daging kerbau India ditugaskan kepada Bulog dan 20.000 ton daging sapi Brazil kepada PT berdikari.
"Mudah-mudahan dengan adanya penugasan daging kerbau dari Brazil dan sapi dari india ditambah mobilisasi daripada stok nasional untuk memastikan bahwa daging sapi ini ada terutama di pulau Jawa khususnya di Jakarta, dan di Sumatera khususnya di Aceh karena memang di sana konsumsi dagingnya ketika bulan puasa itu naik signifikan itu tercukupi," paparnya.
Upaya lainnya yang bakal dilalukan kementeriannya adalah memindahkan sapi-sapi dari sentra-sentra di Kalimantan Timur dan Jawa Timur ke daerah-daerah yang permintaan akan dagingnya tinggi.
"Jadi memang inilah yang kita akan segera kerjakan, pak Dirjen Perdagangan Dalam Negeri ini sedang mencoba untuk me-move sapi dari sentra-sentra seperti Kalimantan Timur dan Jawa Timur untuk memastikan bahwa harga untuk bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri ini bisa terjaga di level yang stabil," tuturnya.
Hal itu, membuat harga jualnya ke Indonesia pun jadi sangat mahal. Akhirnya diputuskanlah mencari pasar alternatif lainnya.
"Kita ini adalah pengimpor terbesar daripada sapi Australia, jadi secara struktur memang kita itu hanya bisa impor dari Australia kasarnya begitu, memang Australia dari tahun ke tahun merupakan supplier yang handal untuk memenuhi kebutuhan nasional kita untuk sapi dan daging," ucapnya.
"Nah yang menjadi permasalahan hari ini ketika terjadi kebakaran hutan yang luar biasa pada tahun 2019 yang lalu itu mereka mendapatkan struktur ekspor dan daripada stok sapi mereka itu terganggu dengan amat sangat yang biasa 2,3-2,8 dolar, hari ini menjelang 5 dolar meskipun pada 3 minggu terakhir ini sudah terjadi penurunan karena harganya tinggi di Australianya sendiri maka sampai sini pun harganya juga tinggi," timpalnya.