Startup Pertanian Asal Abu Dhabi Dapat Pendanaan Rp 864 M

Startup Pertanian Asal Abu Dhabi Dapat Pendanaan Rp 864 M

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 17 Mar 2021 10:41 WIB
7 Startup di Bidang Kuliner yang Sukses Mengubah Kehidupan
Foto: Istimewa
Jakarta -

Perusahaan rintisan teknologi pertanian yang berbasis di Abu Dhabi, Pure Harvest Smart Farms mengumumkan telah mendapatkan US$ 60 juta setara Rp 864 M dalam putaran pendanaan perusahaan.

Mengutip dari CNBC, Rabu (17/3/2021) putaran pendanaan itu untuk memperluas operasinya di Timur Tengah. Pure Harvest Smart Farms adalah perusahan pertanian yang menanam buah dan sayuran di rumah kaca di gurun Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Kuwait.

Iklim Timur Tengah yang keras membuat negara-negara di kawasan ini sangat bergantung pada impor pangan, dan pandemi COVID-2 memperparah keadaan. Maka, perusahaan itu sangat dibutuhkan di kawasan Timur Tengah guna memenuhi kebutuhan pangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produksi kami di gurun menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan untuk produksi lokal sepanjang tahun dengan kualitas sangat tinggi dan dengan struktur biaya yang sangat baik," kata CEO dan Co-founder Pure Harvest Smart Farms, Sky Kurtz.

Perusahaan juga berencana untuk memperluas portofolio produksinya. Pure Harvest telah mengumpulkan US$ 50 juta melalui obligasi Islam, juga dikenal sebagai instrumen utang yang sesuai dengan hukum Syariah.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari keberhasilannya dalam meningkatkan modal, Kurtz mengatakan Pure Harvest telah mendapatkan pendanaan yang minim dibandingkan dengan perusahaan teknologi pertanian di AS dan Asia. Menurut Kurtz karena pasar ventura Timur Tengah kurang berkembang.

Simak video 'Wagub Sulbar: Sektor Pertanian di Sulbar Tumbuh Positif Saat Pandemi':

[Gambas:Video 20detik]



Kurtz mengakui bahwa mengumpulkan modal US$ 200 juta pada tahap Seri A sangat besar baik secara regional maupun global. Namun, dalam industri pertanian angka itu masih dikatakan kurang. Mengingat negara-negara di Timur Tengah secara fundamental telah mengimpor 80% hingga 90% buah dan sayuran segar.

"Namun, dalam industri seperti kami ini sangat padat modal kami masih relatif kekurangan dana. Banyak dari perusahaan ini telah mendapatkan lebih banyak modal daripada yang kami miliki, namun diakui, kebutuhan pasar kami sangat besar," kata Kurtz.

Dia menambahkan bahwa modal Pure Harvest telah bersumber dari seluruh dunia dan sebab menurut Kurtz cukup sulit untuk mendapatkan modal ventura ke Timur Tengah.


Hide Ads