Perusahaan rintisan teknologi pertanian yang berbasis di Abu Dhabi, Pure Harvest Smart Farms mengumumkan telah mendapatkan US$ 60 juta setara Rp 864 M dalam putaran pendanaan perusahaan.
Mengutip dari CNBC, Rabu (17/3/2021) putaran pendanaan itu untuk memperluas operasinya di Timur Tengah. Pure Harvest Smart Farms adalah perusahan pertanian yang menanam buah dan sayuran di rumah kaca di gurun Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Kuwait.
Iklim Timur Tengah yang keras membuat negara-negara di kawasan ini sangat bergantung pada impor pangan, dan pandemi COVID-2 memperparah keadaan. Maka, perusahaan itu sangat dibutuhkan di kawasan Timur Tengah guna memenuhi kebutuhan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produksi kami di gurun menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan untuk produksi lokal sepanjang tahun dengan kualitas sangat tinggi dan dengan struktur biaya yang sangat baik," kata CEO dan Co-founder Pure Harvest Smart Farms, Sky Kurtz.
Perusahaan juga berencana untuk memperluas portofolio produksinya. Pure Harvest telah mengumpulkan US$ 50 juta melalui obligasi Islam, juga dikenal sebagai instrumen utang yang sesuai dengan hukum Syariah.
Terlepas dari keberhasilannya dalam meningkatkan modal, Kurtz mengatakan Pure Harvest telah mendapatkan pendanaan yang minim dibandingkan dengan perusahaan teknologi pertanian di AS dan Asia. Menurut Kurtz karena pasar ventura Timur Tengah kurang berkembang.
Simak video 'Wagub Sulbar: Sektor Pertanian di Sulbar Tumbuh Positif Saat Pandemi':