Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Banyak orang telah kehilangan pendapatan, bahkan pekerjaannya.
Tak heran, untuk mencari makan pun menjadi susah. Beratnya dampak pandemi ini juga terasa pada anak-anak karena berkurang atau hilangnya pendapatan orang tua.
Kondisi tersebut pun membuat beberapa anak di Medan memutuskan untuk mencari uang dengan menjadi badut keliling. Salah satunya dilakukan oleh Alfin Syahputra yang berumur 12 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alfin selama ini tinggal bersama nenek dan ayahnya. Ibunya, sudah meninggal. Ia mengaku menjalankan aktivitas sebagai badut keliling selama 1 tahun terakhir selama pandemi.
"Selama COVID-19 sekitar 1 tahunan," katanya kepada detikcom.
Pekerjaan itu dilakukannya usai pulang sekolah. Kegiatan sekolah Alfin sendiri masih dilakukan secara online. Meski tak punya perangkat handphone, ia tak kehilangan akal. Ia pun tetap belajar dengan memanfaatkan layanan di warnet.
"Iya, habis pulang sekolah dari siang sampai malam sekitar jam 9 malam, keliling dari Martubung hingga Medan Belawan," katanya.
Alfin terpaksa terpaksa menjadi badut keliling karena ayahnya sudah tak bekerja. Pendapatannya sehari-hari tak menentu, kadang, ia menerima Rp 20 ribu.
Uang hasil menjadi badut ini ia gunakan untuk membeli lauk. Sebagian, ia tabung untuk membeli handphone.
Memang, aktivitas ini bukan tanpa risiko. Ia sendiri mengaku kerap diusir karena menjalankan pekerjaan ini.
"Kalau sedihnya itu sering kali diusir sama om-om," ujarnya.
Hal senada diungkap Wilson yang juga menjalani pekerjaan badut keliling ini. Bocah berumur 10 tahun ini mengaku, jadi badut keliling untuk membantu orang tuanya.
"Untuk bantu mamak karena mamak cuman jual-jual nasi untuk ngasih makan kami bertiga," katanya.
Ia baru sebulan menjadi badut keliling. Wilson menjalani pekerjaan tersebut karena diajak temannya. Ia pun mengaku, tak setiap hari menjalani pekerjaan tersebut.
"Nggak setiap hari, kalau lagi bosan di rumah aja. Kadang kelilingnya dari siang sampai besok, tidur di warnetlah. Keliling di daerah Marelan aja," ujarnya.
Wilson tak merinci berapa uang yang diterima setiap harinya. Meski demikian, dia bilang, ada suka dan duka menjalani profesi ini.
"Kami joget-joget jadi buat orang lucu terus dikasih kadang Rp 2.000, ada juga yang Rp 5.000. Nggak enaknya, pernah hampir kecelakaan untung nggak sampe ketabrak," terangnya.
Simak video 'Airlangga Klaim Pemulihan Ekonomi RI Selama Pandemi Covid-19 Telah V-Shape':