Jual Kopi Literan Modal Nekat, Pasangan Ini Kantongi Puluhan Juta

Saatnya Jadi Bos

Jual Kopi Literan Modal Nekat, Pasangan Ini Kantongi Puluhan Juta

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 16 Mar 2021 17:53 WIB
Bisnis Kopi Literan Modal Jebot Bisa Untung Rp 10 Juta Guys
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Nekat dan pantang menyerah menjadi prinsip utama pasangan suami istri Rizky Abdillah dan Irda Hayati dibalik terwujudnya mimpi mereka punya bisnis Kopi Ibu Negara. Saat menjamurnya bisnis minuman kopi sejenis, kedua pasangan itu tetap berani bersaing meski di tengah pandemi.

Ya, keduanya baru membangun bisnis sekitar awal-awal Juli 2020. Saat itu, aktivitas masyarakat masih dibatasi, banyak bisnis sejenis yang redup, namun, menurut keduanya hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memulai bisnis.

"Saya dan istri ada impian pengin bikin ngambil lisensi franchise coffee shop atau membuat satu coffee shop atau kafe, akhirnya saya ikut workshop, saya terima ilmunya, pada saat itu, yang terbentuk di pikiran saya kenapa tidak memulai saja, selang berapa hari kita kepikiran buat coba jualan online kopi botolan, tercetuslah nama Kopi Ibu Negara," ujar Rizky kepada detikcom, Selasa (16/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal ilmu dari workshop online yang mereka ikuti, mereka langsung memulai usahanya. Menurut Rizky, modal yang dikeluarkannya saat awal memulai usaha itu sangat minim sekali. Sebab, mereka menghasilkan produknya dari benda-benda dan bahan-bahan yang sudah tersedia di rumahnya.

"Minim sekali bisa dibilang Rp 0 ya, karena kita nggak punya mesin kopinya, kita pakai apa aja yang kita punya seperti panci yang ada di dapur dan lain-lain, namun saat sudah mulai banyak pesanan baru deh ada modal yang dikeluarkan, tapi nggak lebih dari Rp 1 juta," ungkapnya.

ADVERTISEMENT
Bisnis Kopi Literan Modal Jebot Bisa Untung Rp 10 Juta GuysFoto: Dok. Pribadi

Namun, untuk omzet yang didapat tidak main-main. Omzet tertinggi yang pernah diterima Kopi Ibu Negara sampai bisa dipakai buat beli tiga sepeda.

"Waktu itu paling rame di bulan Agustus pesanannya sampai 1.000 botol ya, botol kecil dan besar itu, kira-kira berapa ya, tapi saat itu Alhamdulillah bisa kebeli 3 sepeda ya, nggak yang mahal-mahal banget lah, tapi sudah Alhamdulillah banget," tuturnya.

Sedangkan, untuk rata-rata omzet Kopi Ibu Negara selama ini bisa mencapai Rp 10 juta/bulan. Rizky kemudian sedikit berbagi kiat suksesnya mengembang bisnis minuman kopi literan tersebut sampai beromzet puluhan juta rupiah.

Saat awal memulai usaha, Rizky dan istri rajin mempromosikan usahanya itu ke saudara, kerabat, teman kerja, tetangga, dan para pedagang kaki lima yang mereka jumpai.

Tak sekadar memperkenalkan usaha begitu saja, mereka juga memberi contoh kopi yang dibuat kepada siapa saja yang mereka dekati tadi.

"Kami yakin setiap 10 orang yang kami beri sampel itu, minimal 2 atau 3 orang pasti ada aja yang nyantol buat langganan," ucapnya.

Lihat juga video 'Pedagang Kopi Ini Cuma Mau Dibayar Pakai Gabah':

[Gambas:Video 20detik]



Berlanjut ke halaman berikutnya.

Mereka juga getol mempromosikan produknya di sosial media masing-masing. Tak cukup di situ, mereka juga mengajak para ibu-ibu korban PHK di dekat rumah mereka untuk jadi reseller kopi.

"Jadi kita ajak, mereka nggak bayar apapun, cuma promosiin aja di status-status WA, Facebook, Instagram, nanti mereka kabarin ke kita kalau ada yang mesen, penghasilannya, nanti mereka potong sendiri, sesuai keuntungan yang mereka buat dari setiap botolnya," terangnya.

Tak hanya mengajak ibu-ibu korban PHK, mereka juga rajin menitipkan sampel kopi mereka ke tukang bubur langganan dekat rumah. Jadi setiap pembeli bubur tersebut bisa coba kopi mereka dengan cuma-cuma. Tujuannya supaya produk mereka lebih dikenal oleh lebih banyak masyarakat.

Mereka yang latar belakangnya sama-sama pekerja juga giat mempromosikan produknya di kantor masing-masing.

Selain itu, strategi lainnya adalah konsisten memberi layanan gratis ongkir kepada konsumen di daerah Jakarta hingga Depok. Untuk pelanggan yang tinggalnya lebih jauh juga diberi gratis ongkos kirim bila membeli dalam jumlah yang banyak.

"Kelebihan kami di service gratis ongkir itu, saya sempatkan selalu antarkan produk sendiri kalau di sekitar Depok, tapi kalah agak jauh baru deh pakai Gojek atau Grab gitu, tapi ongkirnya tetap gratis," paparnya.

Sampai saat ini, bisnis minuman kopi literan mereka masih banyak diburu pelanggan. Pelanggan rata-rata berasal dari orang-orang sekitar terutama teman-teman di kantor.

Meski cukup sukses, untuk saat ini kedua pasangan istri tersebut belum berani membuka coffee shop seperti yang diimpikan. Namun, kelak saat aktivitas masyarakat bisa berjalan normal seperti sebelum pandemi, mimpi itu mungkin akan diwujudkan kembali.

"Untuk saat ini belum, nanti setelah pandeminya sudah teratasi mungkin ke sana," timpalnya.


Hide Ads