Wisata Religi Jadi Primadona, Perajin Kaligrafi Cuan Ratusan Juta

Wisata Religi Jadi Primadona, Perajin Kaligrafi Cuan Ratusan Juta

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Kamis, 18 Mar 2021 15:28 WIB
Jelajahumkmdemak
Foto: Pradita Utama/detikcom
Demak -

Ikon Demak sebagai Kota Wali membawa berkah bagi pelaku usaha kerajinan seni kaligrafi. Di kota yang kental dengan wisata religinya itu, peminat kerajinan seni kaligrafi cukup tinggi, hingga membuat pelaku usaha mampu meraup pundi-pundi rezeki.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, kunjungan peziarah per tahun 2019 saja bisa mencapai 750 ribu orang, baik dari wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tak heran, para perajin kaligrafi di Demak ini turut kecipratan untung.

Salah satunya diakui Sakdullah, pemilik usaha UD. Adhi Taslim di Kampung Tembiring RT 6 RW 3, Bintoro, Kec. Demak. Dia memproduksi segala jenis kaligrafi mulai dari kaligrafi dalam kaca hingga kaligrafi kuningan pigura. Adapun jenisnya antara lain, Bismillah, Ayat Kursi, Yasin, hingga relief Ka'bah, Mekkah dan Madinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu waktu pertama mulai usaha (tahun 2002-2003) saya pasarkan di Pariwisata di makam makam itu, terutama di sunan wali songo. Saya pikir kebetulan konsumennya lumayan, jadi tiap orang datang liat souvenir terus beli," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu saat Jelajah UMKM.

Dia mengaku saat itu hanya menjajakan tulisan seni kaligrafi bismillah yang dibalut dengan pigura kayu dan kaca. Lambat laun usahanya makin berkembang, karena banyak orang dari luar kota yang melakukan ziarah ke makam tersebut.

ADVERTISEMENT

"Akhirnya dari luar kota, Tasikmalaya, Jawa Barat, minat gambar Bismillah yang kecil itu pesanan pertama kali. Akhirnya disitu responnya banyak sekali, saya produksinya sampai banyak, ukuran kecil kita tambah lagi, dari (kaligrafi) ayat kursi (ukuran) kecil kita besarkan," jelasnya.

JelajahumkmdemakWisata Religi Jadi Primadona, Perajin Kaligrafi Cuan Ratusan Juta Foto: Pradita Utama/detikcom

Kemudian pada tahun 2007 ia mendapat permintaan banyak dari berbagai daerah. Namun, karena keterbatasan modal akhirnya ia mengambil pinjaman lewat bank sebesar Rp 50 juta yang digunakan untuk kebutuhan produksi, dengan tujuan saat itu untuk meningkatkan dan memperbesar usahanya.

"Terus kita tambah lagi, tambah lagi, di situ kita permainan yang namanya permodalan udah tambah, tenaga udah tambah, akhirnya saya bismillah untuk memperbesar daripada perusahaan ini," ungkapnya.

Diketahui, dalam produksi seni kaligrafinya, rata rata perusahaan Sakdullah membuat minimal 200-300 pcs kaligrafi dengan ukuran bervariasi. Jika permintaan pasar lebih banyak, ia bisa memproduksi lebih dari itu.

Sakdullah juga kini telah mempekerjakan beberapa tenaga pemasar di berbagai daerah yang telah menjadi langganannya. Adapun, harga yang dipatok dari perusahaannya mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 500 ribu dengan ukuran 40x60cm hingga 120x60cm. Meski tidak menyebut secara rinci, omzet yang didapatnya cukup menggiurkan.

"Perhitungan kami omzet (pendapatan kotor) setiap minggu maksimal Rp 100 juta, tergantung kondisi. Kalau pas keadaan perekonomian turun ya bisa kurang. Tapi kalau ekonomi baik pasti bisa (dapat) Rp 100 juta. Itu data sebenarnya," pungkasnya.

Sebagai informasi, Sakdullah mengambil permodalan dari Bank BRI. Kisah dari usaha Kaligrafi Sakdullah ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap kunjungi detik.com/tag/jelajahumkmbri




(akn/hns)

Hide Ads