Sebagai daerah pesisir pantai utara (Pantura) Jawa, Demak termasuk daerah penghasil ikan laut terbesar di Jawa Tengah. Tak heran, jika banyak bermunculan aktivitas usaha di bidang pengolahan ikan, seperti halnya ikan asap.
Salah satu sentra ikan asap yang cukup kesohor di Kota Wali tersebut ada di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Segala jenis ikan dari hasil laut diproduksi oleh masyarakat hingga menjadi penopang ekonomi utama yang mendatangkan pundi-pundi rezeki.
Menurut Ketua Kelompok Koperasi Serba Usaha Asap Indah Tejo Purwoto, para pengasap di sentra ini mengolah berbagai jenis ikan. Beberapa jenis ikan asap yang dapat ditemui antara lain ikan manyung, tongkol, pari, salem dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Per hari pengasapan ikan wonosari memproduksi ikan asap manyung mulai sepuluh sampai lima belas ton, sedangkan untuk ikan tongkol, pari dan lain-lain sekitar lima sampai sepuluh ton per hari. Jadi produksi di total ada bisa 20-25 ton/hari," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu saat Jelajah UMKM.
![]() |
Dia menuturkan mayoritas ikan tersebut didapat selain dari nelayan lokal, pihaknya juga mengambil dari nelayan Indonesia bagian timur yang sudah dikumpulkan oleh para pengepul di pulau Jawa. Menurutnya, semuanya di tampung di cold storage pelabuhan perikanan yang ada di Probolinggo hingga Indramayu.
"Jadi kalau bicara mengenai prospek, sebenarnya sangat menjanjikan pengasapan ini. Di masa pandemi aja, dibandingkan desa desa yang punya potensi lain, kita masih bertahan. Produksinya masih stagnan sekitar puluhan ton tadi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Tejo mengaku untuk pemasaran ikan asap ini pihaknya sudah ekspansi ke berbagai pasar di daerah seperti Yogyakarta, Jakarta hingga Kalimantan. Sementara, di wilayah Jawa Tengah, hampir 80% kabupaten mengambil bahan ikan asap di Desa Wonosari.
"Jadi anggota kami ini sudah punya pemasaran masing-masing di pasar-pasar, pedagang eceran hingga grosiran. Semuanya mengambil bahan dari Wonosari. Karena sekarang kan, dipermudah juga transportasi nya segala macam. Untuk lewat kargonya juga gak begitu susah sekarang," jelasnya.
![]() |
Diketahui, harga ikan di sentra pengasapan ikan ini bervariasi, mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per ikan asap. Saat ini, Anggota UMKM atau Koperasi di Wonosari memiliki anggota sebanyak 76 orang, yang masing-masing per hari bisa memproduksi ikan asap 2-4 kwintal.
"Jadi secara ekonomi dari pada desa lain kami lumayan besar, sekarang kalkulasi mereka mengolah 1 kwintal saja. Saya pengolah sama, saya kirim ikan, saya jual ikan, itu cuman nyari Rp 300 ribu lebih per hari kita dapat. Padahal ngolah mereka sampai 2-3 kwintal. Pendapatan seperti itu menurut kami besar, untuk ukuran 1 desa," pungkasnya.
Sebagai informasi, Tejo merupakan nasabah Bank BRI. Kisah dari sentra pengasapan ikan ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap kunjungi detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(ncm/hns)