Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi pada minggu ketiga Maret 2021 0,09% secara month to month (mtm). Berdasarkan perkembangan tersebut perkiraan inflasi Maret 2021 secara tahun kalender sebesar 0,45% (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,37%.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan penyumbang utama inflasi pada Maret 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu cabai rawit 0,04%.
"Kemudian bawang merah 0,03%, ikan mas dan tomat masing-masing 0,01%. Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,03% mtm," kata dia dalam siaran pers, Jumat (19/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," jelas dia.
Selain angka inflasi BI juga mencatat aliran modal asing pada minggu ketiga Maret 2021. Untuk premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 75,54 bps per 18 Maret 2021 dari 79,8 bps per 12 Maret 2021.
Berdasarkan data transaksi 15-18 Maret 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,39 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 420 miliar. Selanjutnya berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp11 triliun.
(kil/dna)