30 Juta Pekerja RI Kena Pemangkasan Jam Kerja karena Pandemi

30 Juta Pekerja RI Kena Pemangkasan Jam Kerja karena Pandemi

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 24 Mar 2021 11:41 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso.
Foto: Kementerian PPN/Bapennas
Jakarta -

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat ada sekitar 30 juta orang Indonesia yang mengalami pengurangan jam kerja. Sebagian besar pekerja yang terdampak ada di sektor industri.

"Kalau Bappenas menghitung orang yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 sekitar 30 juta. 18 juta itu di sektor industri, kemudian sekitar 12 juta-an di sektor pariwisata. Ini kira-kira ada sekitar 30 juta," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam webinar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rabu (24/3/2021).

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri sudah merilis angka pekerja yang terdampak pengurangan jam kerja pada Januari lalu, yakni 24 juta orang. Namun, perhitungan Bappenas lebih banyak yang terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan pengurangan jam kerja itu, ada sekitar Rp 360 triliun penghasilan yang hilang, atau tak diperoleh para pekerja. Ia pun mewanti-wanti angkanya semakin naik hingga Rp 1.000 triliun.

"Dan itu menyumbang kira-kira sekitar Rp 360 triliun selama 10 minggu, mengurangi tingkat pendapatan. Jadi kalau kita lihat dalam waktu 30 bulan, maka kira-kira hampir Rp 1.000 triliun uang yang tidak beredar di mereka atau berkurang," imbuh Suharso.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itulah, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang 2020 masih minus 2,63%. Padahal, konsumsi rumah tangga adalah penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ini yang menjelaskan mengapa konsumsi rumah tangga turun, dan mengakibatkan juga dari sektor supply terganggu," tutur Suharso.

Lihat juga Video: Satgas Minta Pekerja dari RT Zona Merah Diberi Penyesuaian Jam Kerja

[Gambas:Video 20detik]




Selain konsumsi rumah tangga anjlok karena pengurangan jam kerja yang otomatis mengurangi pendapatan pekerja, target Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap di tahun 2045 menjadi lebih sulit tercapai.

"Kalau kita ikuti perkembangan seperti itu, yang kita khawatirkan adalah target kita untuk bisa graduasi, melepaskan diri dari tekanan middle income trap," ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga lebih sulit untuk menekan tingkat pengangguran. "Pada saat yang sama kita lihat juga tingkat proyeksi jumlah pengangguran yang kalau kita pertumbuhan ekonominya itu, tentu proyeksi terhadap jumlah orang yang menganggur relatif sulit kita tekan ke bawah, dan ini akan meningkatkan dependent ratio, setiap satu orang menanggung beberapa orang, 3-4 orang dengan jumlah yang bisa meningkat," tutup Suharso.


Hide Ads