BUMN karya yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk perlu mendapat perhatian serius. Sebab, utangnya telah melampaui batas wajar.
Menurut Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Deniey A Purwanto mengatakan, Adhi Karya memang memiliki utang yang relatif kecil dibanding BUMN karya lain. Namun, jika dilihat dari rasio utang terhadap ekuitasnya atau debt to equity (DER) maka Adhi Karya memiliki angka yang tinggi.
"Adhi Karya, walaupun relatif lebih kecil komposisi utangnya dibanding BUMN karya lain, kalau dilihat debt to equity rationya 5,76 kali, jadi utangnya 5,76 kali dari ekuitasnya. Ini sudah sebanarnya lampu merah lah untuk segera rmerestrukturisasi utang yang ada di BUMN karya," katanya dalam diskusi online Kinerja BUMN dan Tumpukan Utang, Rabu (24/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, jika melihat utang 4 BUMN karya yang akan direstrukturiasasi pemerintah utangnya, memiliki komposisi yang berbeda. Dari 4 BUMN, katanya, PT Waskita Karya (Persero) cenderung memiliki utang jangka panjang.
"Waskita Karya dia lebih banyak utang jangka panjang. Sementara 3 BUMN karya lainnya didominasi utang jangka pendek
di mana, tentu saja konsekuensi komposisi utang jengka pendek dan panjang membutuhkan strategi kebijakan yang berbeda," ujarnya.
Namun, kata dia, sebagaimana disampaikan Kementerian Keuangan, BUMN karya ini ada yang mendekati dan ada yang melwati batas wajar.
Sebagai tambahan, DER Waskita Karya 3,42 kali, PT PP (Persero) Tbk 2,81 kali dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 2,70 kali.
"Namun yang perlu menjadi catatan ini juga sudah disebutkan Kementerian Keuangan, bahkan untuk BUMN karya ini beberapa sudah hampir mencapai begitu paling tidak, atau sudah melewati beberapa batas wajar kalau dilihat debt to equtiy ratio, batas amannya gitu," katanya.
(acd/dna)