Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) melakukan sederet upaya untuk meningkatkan kualitas SDM ketenagakerjaan. Salah satunya melalui penyesuaian dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi.
"Perubahan yang dilakukan dalam jangka pendek akan menciptakan efisiensi kurikulum, sumber daya manusia, produk riset dan infrastruktur," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketengakerjaan, Anwar Sanusi, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/3/2021).
Hal tersebut dia sampaikan secara virtual di acara Review Kurikulum dan Silabus Politeknik Ketenagakerjaan Tahun 2021 di Jakarta. Anwar menilai, Polteknaker harus mengembangkan target dan tujuan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini agar dapat mencapai tujuan institusi sebagai sebagai perguruan tinggi vokasional dalam bidang ketenagakerjaan. Polteknaker harus mampu mewujudkan super link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta menangani masalah relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
"Ke depan, Polteknaker harus memfokuskan pada bidang pendidikan, riset, kerja sama dengan industri, lisensi produk penelitian dan PKM, serta penataan kampus yang memelihara kreativitas," terangnya.
Menurut Anwar, terdapat empat hal yang menjadi pedoman dasar dalam rangka akselerasi Polteknaker untuk mewujudkan prinsip super link and match tersebut. Pertama, pengembangan kurikulum pendidikan yang disusun dengan mempertimbangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Kedua, peningkatan sarana dan prasarana sarana yang memadai guna mendukung pelaksanaan penelitian di bidang industri.
Lalu ketiga yaitu meningkatkan kualitas tenaga pengajar agar bisa bersaing di dunia kerja. Selain itu, dia menyebut diperlukan fleksibilitas tenaga pengajar yang sewaktu-waktu dapat ditugaskan bekerja di bidang industri.
Selanjut yang keempat ialah perbaikan program pendidikan yang mengarah pada kebutuhan industri demi terciptanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan industri. Anwar berharap kemitraan Polteknaker dengan DUDI dapat terus ditingkatkan untuk menyesuaikan perubahan paradigma pendidikan dari supply driven ke demand driven.
"Saya berharap melalui kegiatan ini, akan banyak perubahan dalam pengembangan kurikulum dan silabus di Politeknik Ketenagakerjaan sehingga dapat sinergis dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)," pungkasnya.
(akn/hns)