Sebelumnya sempat marak aksi pedagang pasar menjual daging sapi yang dicampur dengan daging kerbau. Hal tersebut tentu saja meresahkan masyarakat, pasalnya harga daging kerbau cenderung lebih murah dan teksturnya lebih keras.
"Kalau daging kerbau itu biasanya restoran-restoran tertentu belum mau pakai, tapi lebih ke industri. Jadi dibuat sosis, bakso, itu lebih kepada daging kerbau karena harganya lebih murah," ungkap Ketua KADIN DKI Jakarta, Diana Dewi di sela-sela pembukaan Toko Daging Nusantara GDC Depok, Kamis (25/3/2021).
Daging kerbau, khususnya yang diimpor dari India memang tak sulit ditemukan di Indonesia. Mengingat impor daging kerbau India telah menjadi agenda rutin pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daging kerbau India diimpor untuk menjaga ketersediaan pasokan daging dalam negeri dan stabilisasi harga daging sapi lokal. Namun tujuan stabilisasi harga dalam negeri belum tercapai sepenuhnya karena maraknya aksi pedagang yang mencampur daging sapi dan kerbau.
Agar masyarakat tak salah memilih daging sapi dan kerbau, Diana pun menjelaskan perbedaan di antara daging sapi dan kerbau. Menurutnya, perbedaan dari segi fisik bisa dilihat dari serat dan warnanya.
![]() |
"Daging kerbau itu seratnya agak besar-besar tapi kalau daging sapi memang agak halus. Kemudian pilihan warna, warnanya juga kalau daging kerbau tidak terlalu pekat merahnya tapi kalau daging sapi merahnya pekat ke hitam itu perbedaannya kalau kita melihat penampilan," ungkap Diana.
Founder PT Suri Nusantara Jaya yang menaungi Toko Daging NusantaraGDCDepok ini juga menjelaskan soal rasa, daging kerbau cenderung lebih keras, sementara daging sapi memiliki tekstur yang lebih empuk. Hal ini menurutnya harus diketahui oleh masyarakat luas sehingga tidak mudah tertipu ketika membelinya di pasar.
Sementara dalam peresmian Toko Daging Nusantara GDC Depok, Diana berharap menjelang Idul Fitri, harga daging tidak melonjak tinggi. Menurutnya jika sebuah produk bisa ditemukan di mana-mana, tidak akan ada gejolak harga.
"Kita berharap menjelang idul fitri harga daging tidak melonjak tinggi, yang kedua harapannya adalah bisa mendekati kepada konsumen sehingga kalau produk itu merata ada di mana-mana, pasti tidak akan ada gejolak harga," jelasnya.
Sementara itu, Manager Area PT Suri Nusantara Jaya, Tony Adrian mengatakan produk yang dijual di Toko Daging Nusantara GDC Depok menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ia juga menjelaskan toko daging ini merupakan cabang yang ketiga setelah di Kranggan, Bekasi dan Jati Rawamangun, Jakarta Timur.
(ega/hns)