Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan tidak akan impor beras sampai Juni 2021. Hal ini disampaikan Jokowi untuk mengakhiri perdebatan soal impor beras.
"Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia," ujar Jokowi dalam live pernyataan Presiden terkait impor beras, di Istana Merdeka, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden Jumat (26/3/2021).
Petani pun menyambut baik keputusan Jokowi tersebut. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Zulharman Djusman impor 1 juta ton beras tak masalah selama beras di petani yang melimpah di masa panen raya bisa diserap maksimal oleh Bulog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyambut sangat antusias atas pernyataan tersebut, karena dari data kami kan sampai dengan bulan Mei kita akan melaksanakan panen raya di seluruh Indonesia dan juga sekarang sudah mulai cuaca agak membaik karena untuk musim hujan sudah mulai agak menyusut di beberapa daerah dan matahari sudah mulai bisa menyinari untuk mengeringkan gabah-gabah petani," ujar Zulharman kepada detikcom, Sabtu (27/3/2021).
Selain itu, petani berharap Bulog bisa membeli harga gabah dan beras petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang sudah ditentukan.
"Untuk masalah harga sendiri sebenarnya untuk harga di Indonesia ini tergantung dari Bulog, kalau memang harga Bulog konsisten dengan kategori yang dimasukkan itu sekitar 15% untuk kadar kekeringan ya insyaallah dengan harga yang sudah ditetapkan dengan HPP dari BulogiInsyaallah bisa menyelamatkan harga dari petani sendiri," katanya.
Namun, apabila ternyata ada gabah yang kurang sesuai dengan standarnya, petani tak keberatan bila dibeli lebih murah, asalkan gabah dan beras mereka tetap terjual tak terbuang sia-sia diganti beras impor.
"Namun tetap kami akan konsisten dengan pernyataan KaBulog jika ada gabah atau beras petani yang tidak standar dari harga yang telah ditetapkan dan tentang spesifik yang diberikan KaBulog maka kami juga bersedia untuk diturunkan harganya," sambungnya.
Sebagaimana diketahui, salah satu alasan pemerintah merencanakan impor beras 1 juta ton, karena khawatir gabah selama masa panen raya ini banyak yang basah, sehingga tak bisa dibeli oleh Bulog. Akhirnya stok beras di gudang Bulog tidak mencapai standar 1-1,5 juta ton per tahun.
(ara/ara)