Pengusaha pelayaran mengatakan macetnya kanal Terusan Suez di Mesir usai adanya kapal raksasa yang tersangkut dapat mengganggu arus ekspor impor dari dan menuju Indonesia. Khususnya, arus ekspor impor dengan kawasan Eropa.
Ketua umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan meski impor dari Eropa hanya 8,5% saja jumlahnya namun ada beberapa komoditas penting yang kemungkinan akan mengalami keterlambatan.
Carmelita menjelaskan komoditas itu mulai dari mesin mekanik, kimia organik, kelistrikan, plastik, besi baja, hingga komponen kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun impor Indonesia dari Eropa hanya sekitar 8,5%, tapi cukup mengganggu juga akibat keterlambatan barang impor ini. Seperti barang-barang mesin mekanik, kimia organik, kelistrikan, plastik, besi baja, komponen kendaraan, dan lain-lain," ujar Carmelita kepada detikcom, Minggu (28/3/2021).
Carmelita sendiri menyebutkan sejauh ini tidak ada laporan kapal layar berbendera Indonesia yang ikut kena macet di Terusan Suez. Dia menjelaskan tak ada kapal nasional yang memiliki rite ke Eropa.
"Kalau pelayaran nasional, tidak ada laporan ikut bermacet-macet di sana. Karena kapal nasional kita tidak ada yang line ke Eropa," ungkap Carmelita.
Sementara itu, menurut Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita pengaruh dari kejadian tersangkutnya kapal di Terusan Suez tidak terlalu signifikan.
Pasalnya, menurut Zaldy selama ini tidak banyak kapal kontainer yang mengangkut barang dari Indonesia yang berlayar melalui Terusan Suez. Dia menjelaskan biasanya kapal yang menuju Eropa melewati Terusan Suez.
"Kalau container ekspor atau impor Indonesia dari Eropa atau tujuan Eropa sudah pasti ada (yang mengalami kemacetan), tapi secara presentasi sangat kecil dibandingkan total ekspor-impor container Indonesia untuk kawasan lain," kata Zaldy kepada detikcom.
Terlebih lagi, Zaldy menilai saat ini ada masalah kekurangan kontainer yang terjadi di Indonesia. Maka dari itu dia menilai tak banyak dampak yang ditimbulkan dari masalah kemacetan kapal di Terusan Suez.
"Sampai sekarang pun masih ada masalah kekurangan container untuk tujuan Eropa dan dari Eropa. Jadi dampaknya untuk Indonesia tidak signifikan dengan masalah di terusan Suez," ujar Zaldy.
Sebelumnya, kapal kontainer raksasa sepanjang empat lapangan sepak bola dengan lebar 59 meter yang bernama Ever Given tersangkut di Terusan Suez, Mesir. Kapal itu memblokir salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.
Pakar sejarah maritim, Sal Mercogliano kerugian akibat kemacetan yang disebabkan oleh kapal kargo raksasa ini mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 43 triliun per hari.
"Organisasi konferensi pengapalan internasional, ISC, mengatakan kerugian akibat kemacetan di Terusan Suez bisa mencapai US$3 miliar per hari," kata Mercogliano, dalam wawancara dengan BBC World Service, hari Kamis (25/03/2021).
(hal/dna)