Masih Butuh 136 Tahun untuk Capai Kesetaraan Gender di Dunia

Masih Butuh 136 Tahun untuk Capai Kesetaraan Gender di Dunia

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 31 Mar 2021 14:12 WIB
Pameris memamerkan hasil kerajinan mereka di Pameran Katumbiri 2014 di JCC, Jakarta, Rabu (10/12/2014). Pameran Katumbiri ini memamerkan produk kerajinan tekstil, fashion dan aksesoris. Dalam pameran ini juga menampilkan produk kerajinan dalam negeri yang kreatif dan berkualitas untuk menjadi barometer kemajuan industri kreatif dalam kesetaraan gender yang adil.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) memperkirakan untuk mencapai kesetaraan gender di dunia, membutuhkan hampir 136 tahun lagi. Perkiraan itu naik dari hampir 100 tahun pada laporan sebelumnya.

Hasil laporan itu diambil dengan melihat empat sektor, dari partisipasi dan peluang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan politik. Data yang diperiksa oleh WEF menunjukkan kesenjangan dalam pemberdayaan politik telah melebar secara signifikan dibandingkan pada laporan 2020. Sementara partisipasi ekonomi hanya meningkat sedikit.

"Kami berharap laporan ini akan menjadi seruan untuk bertindak bagi para pemimpin untuk menanamkan kesetaraan gender sebagai tujuan utama dari kebijakan dan praktik kami untuk mengelola pemulihan pasca pandemi, untuk kepentingan ekonomi dan masyarakat kami," jelas Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam laporannya, dikutip dari CNN, Rabu (31/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WEF juga memperkirakan masalah kesenjangan gender di sektor ekonomi dapat selesai membutuhkan waktu 268 tahun lagi. Laporan mengungkap bagaimana pandemi telah memperburuk masalah kesetaraan gender.

"Kemajuan menuju kesetaraan gender terhenti di beberapa ekonomi dan industri besar. Ini sebagian karena perempuan lebih sering bekerja di sektor-sektor yang paling terpukul oleh penguncian yang dikombinasikan dengan tekanan tambahan untuk memberikan perawatan di rumah," menurut laporan WEF.

ADVERTISEMENT

Saat ini proporsi perempuan di antara profesional terampil meningkat, kesenjangan pendapatan dan sedikitnya jumlah perempuan di posisi manajerial masih menimbulkan masalah. Jumlah perempuan yang kehilangan pekerjaan lebih tinggi daripada laki-laki selama pandemi.

Laporan WEF mengingatkan kekhawatiran yang diangkat dalam penelitian sebelumnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan dampak dari pandemi dapat mendorong 47 juta lebih wanita ke dalam kemiskinan.

Kesenjangan gender secara keseluruhan paling kecil di negara-negara Nordik, Islandia, Norwegia, Swedia dan Finlandia. Swedia sendiri masuk dalam lima besar. Amerika Serikat menempati urutan ke-30 dalam paritas gender.

Simak juga 'Pandangan Dian Sastro Soal Diskriminasi Gender di Tempat Kerja':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads