Bukan Lewat Ustaz Gondrong, Begini Cara 'Gandakan' Uang

Bukan Lewat Ustaz Gondrong, Begini Cara 'Gandakan' Uang

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 31 Mar 2021 15:29 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Fenomena penggandaan uang seperti halnya aksi Ustaz Gondrong masih marak terjadi. Tak jarang, banyak orang dirugikan karena iming-iming mendapat keuntungan dalam waktu sekejap.

Sejatinya, ada cara yang wajar untuk 'menggandakan' uang. Salah satunya ialah dengan investasi.

Investasi ini sendiri ada sejumlah hal yang perlu dicermati dan butuh proses agar harta yang diinvestasikan mengalami peningkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, seseorang yang akan investasi harus berpikir rasional. Menurutnya, jika ada yang menawarkan investasi dengan imbal hasil atau return secara pasti maka harus hati-hati.

"Yang kedua, return-nya tinggi sekali, kalau return-nya tinggi sekali itu harus hati-hati karena biasanya itu bisa penipuan. Itu yang harus diperhatikan," katanya kepada detikcom, Rabu (31/3/2021).

ADVERTISEMENT

Hans menambahkan, dalam investasi, seseorang juga harus memahami produk yang dibeli. Kemudian, bagaimana produk itu bisa menghasilkan uang.

Di pasar modal, lanjut Hans, ada sejumlah produk investasi seperti saham, obligasi dan reksa dana. Masing-masing produk memiliki keunggulan dan risiko yang berbeda.

Hans mengatakan, saham menawarkan imbal hasil yang tinggi tapi juga risiko yang tinggi.

"Saham return-nya compound growth 10-12%-an, rata-rata 11-12% setahun," katanya,

Sementara, imbal hasil yang ditawarkan untuk obligasi seperti obligasi pemerintah sekitar 6,8-7%.

"Reksa dana juga variatif tapi biasanya mirip-mirip dengan return pasar itu produk-produknya, ada pasar uang, reksa dana saham, pendapatan tetap," katanya.

Lihat juga Video: Membongkar Trik Ustaz Gondrong Gandakan Uang

[Gambas:Video 20detik]



(acd/zlf)

Hide Ads