Indonesia dan China saat ini sedang melakukan pembahasan untuk meningkatkan kerja sama BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir telah bertemu dengan Vice Chairman State-Owned Asset Supervision and Administration (SASAC) China Ren Hongbin terkait pembahasan tersebut.
Erick mengungkapkan dari pertemuan tersebut dia mempelajari cara China untuk mereformasi dan transformasi BUMN agar lebih efisien.
Kemudian bagaimana caranya agar BUMN bisa berkontribusi maksimal untuk masyarakat dan bisa menjadi perusahaan kelas dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, BUMN Indonesia dan China memiliki visi dan misi yang sama. Yaitu berkontribusi ke masyarakat dan memberikan pemasukan negara.
Namun ada perbedaan pada BUMN Indonesia dan China. "Yang menggelitik buat saya, kalau China bisa 48 company yang masuk ke top 500, kenapa Indonesia cuma 2? Tapi saya bilang tiga tahun ke depan bisa double," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (2/4/2021).
Fortune Global 500 adalah daftar 500 perusahaan top dunia yang diukur berdasarkan pendapatan tahunan perusahaan. Data ini dikeluarkan oleh majalah ternama asal Amerika Serikat, Fortune.
SASAC sendiri merupakan instansi pemerintah China yang mengelola 97 BUMN China.
Erick menjelaskan dia sudah bertemu dengan BUMN China dan mereka menyadari ada perubahan dalam satu tahun terakhir yang dinamakan reformasi menyeluruh.
Kemudian banyak BUMN yang melakukan good corporate governance dan profesionalisme. Perubahan di BUMN ini bisa menjadi kerja sama yang baik antara dua Kementerian dengan memperbaiki value chain yang belum maksimal.
Agar kerja sama terjalin, SASAC mengundang Kementerian BUMN dan BUMN asal Indonesia untuk bertemu secara rutin. Kemudian Kementerian BUMN akan meninjau sejumlah proyek kerja sama di sektor ketenagalistrikan dan kerja sama investasi perikanan kelas dunia di Timur Indonesia.
(kil/dna)