Mudik Lebaran Dilarang, Hotel di DKI Bisa Tawarkan Staycation

Mudik Lebaran Dilarang, Hotel di DKI Bisa Tawarkan Staycation

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 05 Apr 2021 15:35 WIB
ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi/Foto: Thinkstock
Jakarta -

Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran 2021 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah juga akan segera merilis aturan pengendalian transportasi untuk melengkapi larangan mudik tersebut.

Pada saat mudik Lebaran, biasanya masyarakat akan menginap di hotel-hotel dekat kampung halaman sekaligus untuk berlibur. Hotel-hotel di daerah pun biasanya ramai saat mudik Lebaran, sementara hotel-hotel di kota-kota besar, terutama DKI Jakarta sepi.

Hotel-hotel di DKI bakal kebanjiran tamu saat Lebaran?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, larangan mudik Lebaran tetap akan berimbas pada hotel-hotel di Ibu Kota.

Ia menjelaskan, saat Lebaran biasanya masyarakat non muslim yang tak merayakan Lebaran akan berlibur dan menginap di hotel-hotel Ibu Kota. Dengan adanya pengendalian lalu-lalang masyarakat saat Lebaran, maka akan berdampak pada bisnis hotel.

ADVERTISEMENT

"Dalam kondisi libur Jakarta juga sebagai tempat untuk wisata. Biasanya kelompok-kelompok non muslim karena libur panjang mereka banyak pergi ke Jakarta. Sebenarnya kalau itu kondisinya normal, kita lebih suka apabila tidak ada larangan mudik," ujar Sutrisno dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4/2021).

Meski begitu, ia menyadari pentingnya larangan mudik ini untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Tapi kita menyadari problem COVID-19 itu berat bagi kita, sehingga pengendalian penularan itu lebih penting. Oleh karena itu kita tetap mengikuti aturan pemerintah," kata Sutrisno.

Sementara itu, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya, larangan mudik Lebaran menjadi potensi bagi hotel-hotel di Ibu Kota untuk menarik pengunjung.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Ia mengatakan, pengusaha hotel bisa menawarkan paket hemat menginap di hotel agar masyarakat di DKI berminat untuk staycation.

"Dengan adanya larangan mudik kita bisa memanfaatkan program-program dengan maksimal seperti staycation, dengan membuat paket-paket liburan di Jakarta, menginap di hotel. Karena tentu saja hotel-hotel bisa menawarkan diskon-diskon yang cukup murah seperti yang biasa terjadi di musim-musim liburan seperti Lebaran, karena banyak yang mudik, biasanya hotel-hotel di Jakarta justru menawarkan paket-paket yang harganya cukup murah, yang bisa dimanfaatkan warga Jakarta sendiri untuk berlibur," ujar Gumilar.

Meski begitu, menurut Sutrisno, cara terampuh mendongkrak jumlah pengunjung hotel adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Ia pun meminta pemerintah menggelontorkan bantuan langsung tunai (BLT) lebih besar agar daya beli masyarakat tumbuh, dan bisa melakukan konsumsi di hotel maupun restoran untuk memulihkan sektor pariwisata.

"Dengan daya beli, masyarakat bisa berbelanja di restoran, ada yang pergi ke hotel, ini yang kita harapkan. Karena itu bantuan-bantuan langsung kepada masyarakat yang kurang beruntung, kepada karyawan hotel, kepada masyarakat lapisan ke bawah itu diharapkan bisa menyebabkan uang beredar. Kalau uang beredar tentu akan menciptakan daya beli yang akan berdampak pada industri baik hotel maupun restoran," tutup Sutrisno.


Hide Ads