BUMN disebut-sebut 'menzalimi' vendor lokal. Hal ini terungkap dari viralnya sebuah cuitan tentang sikap BUMN terhadap para vendornya.
Berawal dari cuitan salah seorang pengguna media sosial @fajaranugerah lewat akun media sosial twitter. Unggahan itu disampaikan sebagai bentuk kekecewaannya atas sulitnya mengurus penagihan pembayaran jasa pekerjaan yang diberikan oleh pihak perusahaan pelat merah.
Masih dalam thread yang sama, @fajaranugerah mengungkap, seringkali pekerjaan yang telah dilakukan malah tak dibayar pihak BUMN yang memberikan tugas dengan dalih ada pergantian pejabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu setiap pergantian pejabat/direksi, jangan membatalkan kontrak sepihak... Lah barang dan jasanya sudah diberikan, masa tidak dibayar dengan alasan itu perjanjian dgn pejabat sebelumnya. Ini perusahaan atau kepengurusan OSIS SMA?" tulisnya lagi.
Banyak juga pengguna twitter yang turut berkomentar dalam cuitan tersebut.
"Wah ini bener. Berhubungan sama Pertamina & anak" perusahaannya ga ada yang bisa gini. Prinsipnya kalau bisa lama kenapa dicepetin.. kalau bisa disusahin kenapa dibikin mudah...begitu." kata pengguna twitter lainnya.
Menanggapi hal tersebut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan cuitan Fajar Anugerah di Twitter sudah diperiksa oleh tim Kementerian BUMN.
"Fajar Anugerah di Twitter sudah kami coba cek ya, Fajar ini apakah ada bisnis dengan BUMN. Kami cari ternyata perusahaannya ada kerja sama dengan beberapa BUMN," kata dia dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Viral 'Dizalimi BUMN', Ada Apa Dengan BUMN? |
Menurut Arya, dia sudah mengklarifikasi ke beberapa BUMN tersebut, dan hasilnya selalu membayar tepat waktu. Arya menambahkan cuitan berikutnya Fajar juga menyampaikan kasus yang dikeluhkannya ini terjadi 10 tahun lalu.
Alhasil, kata Arya, hal ini membuat pihak Kementerian BUMN tak bisa menanggapi lebih jauh. Namun hal yang disampaikan di Twitter tersebut akan diperhatikan dan menjadi masukkan di BUMN dan diterima dengan baik.
"Jadi kita bingung nih, sebenarnya dia mengalami kasus 10 tahun yang lalu. Kemudian cuitan lainnya, karena datanya tidak valid," tambah Arya.
Baca juga: BUMN Karya Berdarah-darah, Apa Penyebabnya? |
Isi dan judul sudah mengalami perubahan. Cuitan tersebut bukan hanya mewakili satu perusahaan saja, melainkan praktik yang juga terjadi terhadap perusahaan lain. Redaksi memohon maaf atas hal tersebut.
Tonton juga Video: Vaksinasi Pegawai BUMN Sempat Tak Jaga Jarak, Ini Penjelasannya