ADB Sebut 30 Juta UMKM RI 'Bangkrut', Kemenkop: Warung-warung Masih Ramai

ADB Sebut 30 Juta UMKM RI 'Bangkrut', Kemenkop: Warung-warung Masih Ramai

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 06 Apr 2021 19:15 WIB
Sunarto (49) tetap berkarya meski usaha kerajinan rotan yang digelutinya terdampak pandemi. Ia pun turut mereparasi barang kerajinan yang terbuat dari rotan.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pada pertengahan 2020 lalu, Asian Development Bank (ADB) melaporkan hasil survei terkait kondisi UMKM Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19. Hasil survei menyebutkan 48,6% dari 60 juta UMKM di Indonesia terpaksa menutup usahanya untuk sementara waktu karena pandemi.

Dari persentase itu, setidaknya ada 30 juta UMKM yang dilaporkan ADB terpaksa berhenti beroperasi. Data itu juga disampaikan kembali oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun beberapa waktu lalu bahwa 30 juta UMKM tersebut bangkrut karena pandemi.

Merespons survei itu, Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Eddy Satriya mengatakan, survei yang dilakukan ADB hanyalah diambil dari 1.200 responden. Ia justru mempertanyakan hasil survei tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menduga teman-teman akan menyampaikan data itu, itu diambil dari hasil survei ADB yang menyatakan sekitar 48% itu collapse. Tapi sumber ADB itu sebenarnya, respondennya hanya 1.200-an untuk studi terbatas. Jadi mungkin saya nggak tahu persis dari mana data itu," kata Eddy dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/4/2021).

Meski belum memiliki data rinci terkait jumlah UMKM yang collapse alias jatuh akibat pandemi, ia berharap jumlah sebenarnya tidak sampai 30 juta. "Harapan saya tidak sebesar itulah," tegas Eddy.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Eddy menilai masih banyak pelaku UMKM yang tetap bertahan di tengah pandemi. Menurutnya, banyak warung-warung yang masih ramai pembeli.

"Kita ke daerah, ke mana-mana kita lihat juga, mohon maaf sekali, masih ramai kok warung-warung, orang kuliner dan segala macam," ujarnya.

Namun, ia memastikan pihaknya akan segera melakukan konsolidasi data yang valid terkait jumlah UMKM yang terdampak Corona.

"Tapi ini tentu akan menjadi PR kami sesuai dengan PP nomor 7 tahun 2021 dan turunannya, itu memang akan menjadi tugas kita untuk data tunggal ini, kita akan konsolidasikan data-datanya, termasuk yang collapse," pungkasnya.




(vdl/dna)

Hide Ads