Mereka yang Jadi Orang Kaya Baru Selama Corona, Paling Banyak dari China

Mereka yang Jadi Orang Kaya Baru Selama Corona, Paling Banyak dari China

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 07 Apr 2021 11:36 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Orang kaya baru alias OKB tumbuh menjamur di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Rekornya, ada 493 wajah baru yang bergabung di daftar miliarder dunia versi Forbes tahun ini.

Jika dipukul rata, setiap 17 jam lahir orang kaya baru di dunia sejak terakhir kali Forbes merilis kekayaan miliarder pada 18 Maret 2020. Rekor sebelumnya, jumlah miliarder baru dalam setahun adalah 290 orang pada tahun 2015.

Kekayaan bersih rata-rata dari 493 pendatang baru tersebut adalah US$ 2 miliar, atau masing-masing mengantongi Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usia rata-rata mereka adalah 54 tahun. Sekitar 84% dari 493 orang kaya baru adalah miliarder mandiri, yakni mendirikan perusahaan sendiri dan bukan sebagai pewaris tahta.

Miliarder baru paling banyak dicetak oleh China, yaitu 205 orang. Pendatang baru Tiongkok yang terkenal termasuk pendatang baru terkaya, yaitu Chen Zhiping yang berusia 45 tahun berharta US$ 15,9 miliar. Dia adalah bos pembuat perangkat vaping, Smoore International.

ADVERTISEMENT

Berikutnya adalah Kate Wang berharta US$ 5 miliar. Dia adalah CEO perusahaan vaping Tiongkok, RLX Technology. Pada usia 39, dia adalah salah satu miliarder wanita termuda di dunia.

Amerika Serikat (AS) memiliki jumlah miliarder baru tertinggi kedua, yaitu 98 orang. Itu termasuk wajah-wajah terkenal seperti Kim Kardashian West berharta US$ 1 miliar. Kekayaannya didorong oleh kerajaan bisnis kecantikan dan pakaian.

Masih dari Negera Paman Sam, ada tokoh Hollywood, Tyler Perry berharta US$ 1 miliar, dan CEO Apple, Tim Cook berharta US$ 1,3 miliar. Lalu ada Miriam Adelson yang hartanya US$ 38,2 miliar setelah mewarisi kerajaan perjudian yang dibangun oleh mendiang suaminya, Sheldon Adelson.

Jerman menyumbang miliarder terbanyak ketiga tahun ini, yaitu 26 orang, diikuti oleh Kanada dan India masing-masing 19 orang. Secara keseluruhan, 36 negara memiliki setidaknya satu miliarder baru tahun ini.

Wajah segar termuda dalam daftar orang kaya baru versi dunia adalah Kevin David Lehmann dengan harta US$ 3,3 miliar. Dia adalah pewaris rantai toko obat terkemuka Jerman, dm-drogerie markt. Dia baru berusia 18 tahun.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak juga 'China: AS Hasut Negara Lain untuk Tolak Laporan WHO soal Asal Corona':

[Gambas:Video 20detik]



Miliarder termuda yang bergabung dengan geng miliarder dunia tahun ini adalah Austin Russell yang mengantongi US$ 2,4 miliar. Pendiri startup laser lidar Luminar berusia 26 tahun itu membuat sensor yang membantu mobil mengemudi sendiri.

Pendatang baru lainnya termasuk sponsor serial SPAC, Chamath Palihapitiya berharta US$ 1,2 miliar dan Bill Foley berharta US$ 1,9 miliar.

Yang lain menciptakan kekayaan baru dengan cara klasik, yaitu dengan membawa perusahaan mereka ke publik melalui IPO. Sebut saja Whitney Wolfe Herd yang kini memiliki kekayaan US$ 1,3 miliar lewat Bumble, aplikasi kencan yang didaftarkan di Nasdaq.

Wanita baru terkaya dalam daftar juga memulai debutnya setelah IPO. Pan Dong, yang memimpin pembuat deterjen laundry Blue Moon Group Holdings mendaftarkan perusahaannya di bursa Hong Kong pada Desember. Kekayaannya US$ 8,3 miliar.

Lalu ada miliarder cryptocurrency. Berkat booming uang kripto, Bitcoin meroket 800% antara pertengahan Maret 2020 dan pertengahan Maret 2021, sementara XRP Ripple naik 200%. Yang terkaya adalah Sam Bankman-Fried yang berusia 29 tahun. Dia telah mengumpulkan kekayaan US$ 8,7 miliar sebagai pendiri dua perusahaan kripto. Tentu masih banyak lagi miliarder baru berkat uang kripto.

Forbes juga menemukan 61 miliarder baru dari bidang perawatan kesehatan pada tahun ini. Setidaknya 40 diantaranya bergabung berkat keterlibatan mereka dalam perang melawan pandemi COVID-19. Itu termasuk Sergio Stevanato yang hartanya US$ 1,9 miliar. Kekayaannya dikumpul lewat Stevanato Group yang memproduksi banyak botol kaca untuk menampung vaksin COVID-19.

Miliarder perawatan kesehatan baru lainnya di garis depan COVID-19 termasuk Prathap Reddy yang hartanya US$ 1,5 miliar. Dialah dokter miliarder India yang jaringan rumah sakitnya berubah fokus pada perawatan dan diagnosis COVID-19.

Kemudian ada Uğur Şahin yang hartanya US$ 4 miliar. Dokter kelahiran Turki yang mendirikan perusahaan Jerman BioNTech itu yang mengembangkan vaksin dalam kemitraan dengan Pfizer.

Adapula Stéphane Bancel berharta US$ 4,3 miliar. CEO dari perusahaan Moderna yang berbasis di AS itu mengembangkan vaksin COVID-19 telah disetujui di AS pada Desember.


Hide Ads