Bulan Puasa Makin Dekat, Cek Harga Pangan Terkini Yuk Bun!

Bulan Puasa Makin Dekat, Cek Harga Pangan Terkini Yuk Bun!

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 08 Apr 2021 16:23 WIB
Harga Pangan
Foto: Trio Hamdani
Jakarta -

Bulan suci Ramadhan tinggal menghitung hari. Seperti tahun-tahun biasanya saat dan selama bulan puasa harga pangan tercatat melonjak. Bagaimana harga pangan jelang Ramadhan tahun ini?

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri memastikan semua komoditas atau harga pangan akan naik jelang Ramadhan.

"Saya pastikan harga pangan akan naik. Semua komoditas akan naik. Terkhusus, biasanya naik cabai, bawang, minyak goreng, bawang, beras, telur, ayam daging," katanya, saat dihubungi detikcom, Senin (5/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini harga cabai rawit merah tercatat mengalami penurunan dari Rp 120.000 selama beberapa bulan belakangan, kini rata-rata Rp 81.177 per Kilogram (Kg).

ADVERTISEMENT

Seperti dikutip dari Info Pangan Jakarta, Kamis (8/4/2021) berikut ini harga pangan terkini menjelang memasuki bulan puasa.

1. Beras IR. I Rp 11.550/Kg - Naik Rp 52
2. Beras IR II Ramos Rp 10.655/Kg - Naik Rp 74
3. Beras IT III Rp 9.732/Kg - Naik Rp 108
4. Beras Muncul I Rp 12.123/Kg - Naik Rp 13
5. Beras IR 42/Pera Rp 12.200/Kg - Turun Rp 2
6. Beras Setra I/ Premium Rp 12.413/Kg -Naik Rp 31
7. Minyak Goreng (Curah) Rp 14.119/Kg - Naik Rp 66
8. Cabai Merah Keriting Rp 54.760/Kg - Naik 909
9. Cabai Merah Besar Rp 60.500/Kg - Naik Rp 840
10. Cabai Rawit Merah Rp 81.177/Kg - Turun Rp 1.183
11. Cabai Rawit Hijau Rp 53.521/Kg - Naik Rp 564
12. Bawang Merah Rp 35.500/Kg - Naik Rp 287
13. Bawang Putih Rp 30.031/Kg - Naik Rp 43
14. Ayam Broiler/Ras Rp 40.302/ekor - Naik 75
15. Telur Ayam Ras Rp 23.489/Kg - Naik Rp 265
16. Gula Pasir Rp 13.619/Kg - Turun Rp 231
17. Tepung Terigu Rp 8.065/Kg - Naik Rp 12
18. Garam Dapur Rp 3.911/250gr - Naik Rp 726
19. Kentang Rp 15.022/Kg - Naik Rp 64
20. Tomat Buah Rp 12.466/Kg - Naik Rp 41
21. Daging Sapi Has (Paha Belakang) Rp 130.116/Kg - Naik Rp 343
22. Daging Sapi Murni Rp 125.760/ Kg - Naik Rp 228
23. Daging Kambing Rp 123.225/Kg - Turun Rp 55
24. Daging Babi Berlemak Rp 101.086 - Turun Rp 434
25. Gas Elpigi 3 Kg Rp 20.809/3Kg - Naik Rp 142
26. Ikan Bandeng Rp 37.317/Kg - Naik Rp 364
27. Ikan Mas Rp 37.150/Kg - Naik Rp 52
29. Ikan Lele Rp 25.850/Kg - Naik Rp 69.

Abdullah mengungkap bulan puasa menjadi bulan kenaikan harga pangantertinggi tiap tahunnya. Dia menjelaskan selama bulan Ramadhan kenaikan harga pangan dibagi menjadi tiga. Fase pertama, pada seminggu masuk puasa, terutama di tiga hari menjelang puasa.

"Tertingginya tiga hari menjelang puasa karena masyarakat menyetok barang untuk persiapan Ramadhan, apalagi di awal-awal Ramadhan masyarakat menghidangkan makanan terbaik, menyajikan makanan terbaik. Nah itu, yang membuat supply dan demand-nya nggak seimbang, sehingga ada kenaikan," jelasnya.

Fase kedua saat menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan harga pangan di fase ini juga karena tingginya permintaan saat masyarakat berbondong-bondong untuk bahan pangan saat Lebaran. Fase ketiga pada 2-3 hari setelah Lebaran. Abdullah mengungkapkan kenaikan itu terjadi karena panen petani yang jarang dan minimnya pedagang yang berjualan.

"Fase ketiga, setelah lebaran 2-3 hari setelah lebaran. Kenapa? Karena petani nggak banyak, mereka kebanyakan libur dan akhirnya panen juga tidak banyak. Pedagang pun juga akan berkurang karena banyak yang libur, sebagian mungkin mudik, walaupun mudik nggak boleh, tapi biasanya itu bisa terjadi," lanjutnya.

Abdullah mengingatkan jika pemerintah tidak bekerja keras untuk memastikan stok pangan aman, dikhawatirkan pemerintah sendiri yang kesulitan. Menurutnya untuk memastikan stok aman, tentunya melibatkan pihak-pihak terkait.

"Kalau pemerintah tidak bekerja keras untuk memastikan stok aman, menurut saya pemerintah akan kewalahan. Koordinasi kementerian di periode ini sangat lemah. Dulu ada rapat koordinasi (rakor) bersama antara kementerian, lembaga teknis, organisasi, dengan asosiasi biasanya ada koordinasi. Saat ini tidak ada sama sekali, sehingga pemerintah tidak mengetahui berapa produksi pangan kita, berapa jumlah asumsi permintaan kita," tuturnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads