Banyak peserta Kartu Prakerja yang memanfaatkan insentif Rp 2,4 juta yang diterima dari pelatihan program tersebut sebagai modal usaha. Sisanya, ada yang untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti untuk membeli bahan pangan, membayar tagihan listrik, dan lain sebagainya.
"Ternyata 70% penerima Kartu Prakerja menggunakannya untuk modal usaha," ujar Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam acara Sosialisasi Penguatan Wirausaha Alumni Program Kartu Prakerja melalui Pembiayaan KUR Platform Perbankan Mitra Program Kartu Prakerja secara virtual, Kamis (8/3/2021).
Lebih lanjut, Denni menyampaikan bahkan ada yang sampai bisa membuka lebih dari tiga kedai kopi kekinian bermodalkan insentif Kartu Prakerja. Dia adalah Bayu Juliandri, korban PHK imbas pandemi yang kemudian jadi peserta Program Kartu Prakerja Gelombang II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Bayu) sudah punya kedai kopi lebih dari tiga kalau tidak salah dengan kolaborasi dengan merek Bencoolen," ungkapnya.
Bagaimana Bayu bisa sampai membuka lebih dari tiga kedai kopi kekinian dengan modal insentif Kartu Prakerja Rp 2,4 juta? Menurut Denni, ternyata Bayu tidak sendirian.
Untuk mengumpulkan cukup modal mendirikan kedai kopi kekinian, ia berkolaborasi dengan peserta Kartu Prakerja lainnya. Insentif yang mereka kumpulkan kemudian dipakai untuk menyewa tempat dan membuka kedai kopi kekinian.
"Dia ngambil pelatihan kopi kekinian, dia kolaborasi sama temannya yang ahli soal penjualan," imbuhnya.
Kolaborasi semacam ini ternyata juga banyak dilakukan oleh peserta-peserta Kartu Prakerja lainnya.
"Banyak juga testimoni mereka itu saling berkolaborasi karena Rp 2,4 juta tidak cukup untuk memulai usaha, yang terjadi adalah sekelompok mendaftar Kartu Prakerja semua ya memang belum tentu semuanya diterima tapi begitu diterima 2-3 orang dikumpulkan, dapatlah itu duit untuk kemudian sewa tempat, buat buka kedai kopi dan lain sebagainya," tuturnya.
(ara/ara)